STUWDAM LENGKONG SEBAGAI SISTEM PENGAIRAN DI SIDOARJO TAHUN 1860-1895
DOI:
https://doi.org/10.31851/kalp.v9i2.14554Abstract
Pembangunan bangunan infrastruktur untuk mengatasi permasalahan air, mendorong adanya penelitian ini. Bendungan Lengkong adalah salah satu bendungan yang dibangun oleh pihak Belanda di atas aliran Sungai Brantas. Wilayah Sidoarjo termasuk kota yang dilalui aliran Sungai Brantas. Pada masa penjajahan Belanda, Kota Sidoarjo salah satu kota penyokong perekonomian Belanda. Pabrik gula di wilayah Sidoarjo termasuk salah satu industri yang menjadi pemasok pendapatan dan perekonomian bagi Belanda. Perkembangan industri gula di Sidoarjo memberikan perubahan terkait kemampuan dalam meningkatkan penghasilan bagi Belanda. Hal itu didukung dengan adanya pembangunan fasilitas penunjang industri gula. Bendungan Lengkong menjadi salah satu fasilitas penunjang industri gula, yang sekaligus bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar. Dibangunnya Bendungan Lengkong, akhirnya mempengaruhi sistem pengairan serta berdampak pada perekonomian di wilayah Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpretasi, setelah itu penulisan sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang sejarah Bendungan Lengkong serta sebagai sistem pengairan di Sidoarjo. Penelitian ini memberikan beberapa temuan tentang Bendungan Lengkong. Pertama, ialah awal dari dibangunnya Bendungan Lengkong. Kedua, Bendungan Lengkong dapat berfungsi sebagai bagian dari sistem pengairan di Sidoarjo. Ketiga, pembangunan Bendungan Lengkong memberikan dampak dan perkembangan sosial maupun ekonomi masyarakat di wilayah Sidoarjo.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Kalpataru, Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah oleh http://univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/Kalpa/ berlisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .