KONSEP BATANGHARI SEMBILAN DALAM SEJARAH DAN KEBUDAYAAN MELAYU SUMATERA SELATAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL

Authors

  • Ana Mardiana Universitas PGRI Palembang
  • Muhamad Idris
  • Wandiyo Wandiyo

DOI:

https://doi.org/10.31851/kalpataru.v8i2.8959

Keywords:

Konsep Batanghari Sembilan, Sumber Pembelajaran Sejarah Lokal.

Abstract

Sumatera bagian Selatan merupakan salah satu kepulauan terbesar di Indonesia yang begitu banyak memiliki kekayaan budaya yang begitu beragam di setiap daerahnya. Permasalahan dalam penelitian ini bagaimana konsep Batanghari Sembilan dalam sejarah dan kebudayaan Melayu Sumatera Selatan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep Batanghari Sembilan dalam sejarah dan kebudayaan Melayu Sumatera Selatan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajarah sejarah lokal. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data penelitian seperti wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengambilan nama Batanghari Sembilan itu sebenarnya mengikut kepada adanya Sembilan anak sungai Musi. Daerah aliran sungai Musi, Ogan, Komering, Lematang, Kelingi, Rawas, Batanghari Leko, Banyuasin dan Lalan. Sebagian besar penduduk yang berada di daerah Uluan umumnya hidup berkelompok di tepi sungai sehingga pola permukiman penduduk di wilayah itu tidak sama. Sementara itu, di daerah Iliran, yaitu wilayah Timur yang terdiri dari dataran rendah dan pantai dan pantai (rawa-rawa dan paya-paya sehingga tidak cocok untuk pertanian), penduduknya sangat jarang. Dalam pembelajaran sejarah di sekolah sebagai guru haruslah banyak membaca buku dari berbagai sumber referensi yang berhubungan dengan materi pembelajaran sejarah agar pembelajaran sejarah lebih efektif dan efesien. Untuk mengangkat nilai moral yang berbudayakan kelokalan agar pelajaran sejarah lebih efektif dalam menanamkan konsep Batanghari Sembilan dalam sejarah dan kebudayaan Melayu Sumatera Selatan sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal.

References

Buku

Abdullah, I. (2015). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahimsa, H.S.M.Putra dan H.S.Umar (2007). Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu.

Aman. (2011). Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Amin, J. (2016). Mengenal Arsitektur Lanskap Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Andaya, B. W. (2016). Sumatera Tenggara Pada Abad XVII dan XVIII. Yogyakarta: Ombak.

Azra A. (2013). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia. Jakarta: Kencana Prenadiamedia Grup.

Idris, M. (2015). Perhiasan Bagus: Sumber Pembelajaran Moral Masyarakat Melayu. Palembang: Noerfikri.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

Supriyanto. (2010). Iliran dan Uluan Dikotami dan Dinamika dalam Sejarah Kultur Palembang. Palembang: Eja Publiner.

Vickers, A. (2009). Peradaban Pesisir: Menuju Sejarah Budaya Asia Tenggara. Denpasar: Pustaka Larasan dan Udayana University Press.

Wargadalem, R. F. (2017). Kesultanan Palembang dalam Pusaran konflik (18041825). Jakarta: KPG (Kepustakaan Popoler Gramedia.

Jurnal

Harahap, N. (2014). "Pengkajian Naskah-Naskah Melayu Lama Sebagai Pemerkaya Budaya Nasional Perlu Digalakan". Dalam Dapunta Hyang. Volumel 3, Nomor 3.

Sepriady, Jeki dan Muhamad Idris. (2017). "Jejak Kesultanan Palembang Darussalam di Kabupaten Banyuasin". Dalam Kalpataru, Volume 3, Nomor 2, Desember 2017.

Sholeh, Kabib. (2017). "Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke 7 Masehi". 22, 63-67.

Sholeh, Kabib. (2019). "Jalur Perdagangan Kuno di Selat Bangka Sebagai Letak Strategis Berkembangnya Kekuasaan Maritim Sriwijaya Abad VI-VII Masehi". Dalam Kalpataru, 1, 27-30.

Widja, I. G. (2009). "Pendidikan Sebagai Ideologi Budaya: Suatu Pengantar Ke Arah Pendidikan Kritis". Program Magister (S2) dan Program Doktor S3 Kajian Budaya Universitas Udayana, Volume 1.

Internet

Babatan, F. S. (2013, 04). "Fenomena Sungai Babatan.2013". http://mypalembang.blogspot.com/2013/04/fenomena-sungai-babatan.html. diakses pada Minggu, 07 Februari 2021, pukul 10:00 WIB

Downloads

Published

2022-08-02