KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DENGAN MENGGUNAKAN BUDAYA KHAS PALEMBANG YANG BERBASISKAN TAKSONOMI SOLO SUPERITEM SISWA KELAS IX

Authors

  • Lusinda Hutauruk Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bala Putera Dewa Palembang

Abstract

Abstract—Teaching instruments designed by teachers is to support the learning process runs according to the plan and the competence of mathematics to be mastered students achieved. One of the important competencies in accordance with the Curriculum 2013 is having reasoning ability Especially in learning SPLDV that students have a lot of difficulty in completion. Lack of student understanding of how to complete SPLDV with conceptualized steps correctly and clearly, thus causing high levels of student error in resolving the subject matter of SPLDV. Learning SPLDV closely related to daily life. Thus, this learning can be designed by teachers by linking local stories or cultures, such as South Sumatra's distinctive culture to keep local cultural wisdom. The development of mathematics learning instruments should be structured in order to measure the level of mastery of student material. One way to organize it is by using the SOLO Superitem taxonomy. Stages SOLO has five levels: prestructural, unistructural, multistructural, relational, and extended abstract. Mathematical learning by using SOLO taxonomy starting from simple concepts and processes increases in a more complex. The lessons are designed to assist students in understanding the relationships between concepts and also assist in improving students' maturity of reasoning.

 

Keywords — SPLDV, Reasoning Ability, Typical Culture, Taxonomy SOLO Superitem

 

Abstrak—Instrumen pembelajaran yang rancang guru adalah untuk mendukung agar proses pembelajaran berjalan sesuai rencana dan kompetensi matematika yang hendak dikuasai siswa tercapai. Salah satu kompetensi yang penting sesuai dengan Kurikulum 2013 yaitu memiliki kemampuan penalaran  Khususnya dalam pembelajaran SPLDV yang siswanya banyak mengalami kesulitan dalam penyelesaiannya. Kurangnya pemahaman siswa tentang bagaimana menyelesaikan SPLDV dengan langkah-langkah yang terkonsep secara benar dan jelas, sehingga menyebabkan masih tingginya tingkat kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan SPLDV. Pembelajaran SPLDV erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran ini bisa dirancang oleh guru dengan mengaitkan cerita atau kebudayaan lokal setempat, misalnya budaya khas Sumatera Selatan agar kearifan budaya lokal tetap terjaga. Pengembangan instrumen pembelajaran matematika sebaiknya tersusun secara terstruktur untuk mengukur tingkat penguasaan materi siswa. Salah satu cara menyusunannya adalah dengan menggunakan taksonomi SOLO Superitem. Tahapan SOLO memiliki lima level yaitu prestructural, unistructural, multistructural, relational, dan extended abstract. Pembelajaran matematika dengan menggunakan taksonomi SOLO yang dimulai dari konsep dan proses yang sederhana meningkat pada yang lebih kompleks. Pembelajaran tersebut dirancang agar dapat membantu siswa dalam memahami hubungan antar konsep dan juga  membantu dalam meningkatkan kematangan penalaran siswa.

 

Kata Kunci — SPLDV, Kemampuan Penalaran, Budaya Khas, Taksonomi SOLO Superitem

Downloads

Published

2018-07-27