PEMERTAHANAN NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Abstract
Abstrak
Â
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai pemertahanan nilai kearifan lokal. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sudah sejak lama ada di dalam kurikulum pendidikan, yang sangat berkaitan dengan lingkungan kehidupan dan kebudayaan masyarakat. Dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia siswa diarahkan agar menjadi masyarakat yang cinta tanah air karena bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas negara dan dapat melestarikan karya sastra sebagai aset kebudayaan. Kebudayaan adalah warisan yang diberikan secara turun temurun, karena arus teknologi kebudayaan semakin terkalahkan. Upaya yang harus dilakukan agar kebudayaan tetap hidup adalah dengan cara melestarikan kearifan lokal kebudayaan yang ada, bisa melalui bahasa maupun sastra. Di lihat dari sudut pandang bahasa, nilai kearifan yang harus tetap dilestarikan dan dipertahankan adalah memberikan pengakuan dan kebanggaan dalam memiliki atau menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan sudut pandang sastra nilai kearifan lokal yang dapat dilestarikan dan dipertahankan adalah mengenal dan mengembangkan berbagai jenis karya sastra daerah.
Â
Kata kunci: Pembelajaran, Pemertahanan Nilai Kearifan Lokal.
Â
Abstract
Â
This article aims to see and describe the learning of Indonesian language and literature as the preservation of local wisdom values. Learning Indonesian language and literature has long been in the educational curriculum, which is closely related to the environment and culture of society. In the subject of Indonesian language and literature students are directed to become people who love the land because they are proud to use Indonesian as a state identity and can preserve literary works as cultural assets. Culture is a legacy that is passed down from generation to generation, because the current of cultural technology is increasingly being defeated. The effort that must be made to keep culture alive is to preserve the local wisdom of the existing culture, either through language or literature. Seen from the point of view of language, the value of wisdom that must be preserved and maintained is to give recognition and pride in owning or using Indonesian. Meanwhile, the literary point of view of the value of local wisdom that can be preserved and maintained is to recognize and develop various types of regional literary works.
Â
Keywords: Learning, Maintaining Local Wisdom Values.References
Bafadal, I. (2005). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Devianty, R. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Tarbiyah, 233.
Faruk. (2012). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamlik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ma'ruf, A. I., & Nugrahani, F. (2017). Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi. Surakarta: Cv. Djiwa Amarta.
Maunati, Y. (2004). Identitas Dayak, Komodifikasi dan Politik Kebudayaan. Yogyakarta: LKiS.
Muhamad, S., & Nursalim. (2019, November). Strategi Pengajaran. Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia, 5 No 2, 2-3.
Murni, J. S. (2018). Analisis Penggunaan Smartphone Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sosiologi XI IIS 1 SMAN 01 Toho. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.
Norminaa. (2017). Pendidikan dalam Kebudayaan. Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 20.
Nurgiyantoro. (2014). Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Permana, C. E. (2010). Kearifan Lokal MasyarakatBudaya Dalam MengatasiMitigrasi Bencana. Jakarta: Widatama Widya Sastra.
Ratna, K. N. (2015). Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, N. K. (2011). Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sari, I. P. (2015). Pentingnya Pemahaman Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa
Sedyawati, E. (2006). Budaya Indonesia (Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Siswantoro. (2010). Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Suhariyadi. (2016). Pembelajaran Sastra Prinsip, Konsep dan Model Pembelajaran Sastra. Teladan, 1 No 1, 63.
Suryabrata, S. (2014). Metodologi PenelitianCetakan Ke 25. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Wahyudi, A. (2014). Implementasi Sekolah Berbasis Kearifan Lokal Di Sd Negeri Sendangsari Pajangan. Skripsi, 13.
Wardiah, D. (2016, Desember 17). Nilai-NilaiPendidian Pada Novel Pak Guru Karya AwangSuryo. Prosiding Universitas PGRI Palembang, p. 210.