NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM CERITA TAMBAH AJANG, CERITA RAKYAT MASYARAKAT ENIM

Authors

  • Frenky Daromes Ardesya

Abstract

Abstrak

 

Cerita rakyat merupakan manifestasi dari kejadian masa lampau yang kemudian dikemas dalam bentuk cerita yang diwariskan secara turun temurun lalui pelbagai generasi. Sebuah cerita rakyat bukan hanya sebagai pengurai sejarah, namun juga sebagai ‘kitab’ yang berisikan tentang pelbagai nilai-nilai luhur yang dapat dipedomani dalam menjalani kehidupan, baik dalam hubungan dengan sesama manusia, alam, hingga Sang Pencipta (Djamaris, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah cerita rakyat Enim berjudul Tambah Ajang yang diharpakan dapat memberikan pelbagai manfaat baik bagi pembaca, peneliti, hingga memperkaya khazanah sastra daerah dan nusantara. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, diketahui jika setidaknya ada enam nilai kearifan lokal yang dapat dipetik dari cerita ini, yaitu; nilai menghormati orang tua, nilai spotivitas, suka menolong, keberanian, kemauan keras, dan giat bekerja.

 

Kata kunci: Cerita Rakyat, Tambah Ajang, Kearifan Lokal.

 

Abstract

 

Folklore is a manifestation of the past and then packaged in the form of stories that are inheritance from generation to generation. A folklore is not only a historical parser, but also as a 'book' which contains various moral values that can be guided in living life, both in relationships with fellow humans, nature, to the God  (Djamaris, 2004). This study aims to reveal the values contained in an Enim folk tale entitled Tambah Ajang which is expected to provide various benefits for readers, researchers, and enrich the literary treasures of the region and the nation. Based on the results of the data analysis that has been carried out, it is known that at least six local wisdom that can be learned from this story, namely; the value of respect for parents, the value of spotivity, helpfulness, courage, willpower, and hard work.

 

Keywords: Folklore, Tambah Ajang, Local Wisdom.

References

Damono, S. D. (1978). Sosiologi Sastra sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa, Kemdikbud.

Danandjaja, J. (2007). Folklore Indonesia; Ilmu Gosip, Dongeng dan lain-lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafitti.

Darma, B. (2004). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Djamaris, E. (1993). Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (Sastra Indonesia Lama). Jakarta: Balai Pustaka.

Endraswara, S. (2002). Metodologi Penelitian Folklor; Konsep, Teori, dan Aplikasi. Jakarta: PT. Buku Kita.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Yogyakarta: Karya Kencana.

Latifah Ratnawati,. dkk. (2002). Struktur Sastra Lisan Aji. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sudikan, S. (2017). Metode Penelitian Sastra Lisan. Lamongan: CV Pustaka Ilalang Grup.

Tarigan, H. G. (1984). Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Zaidan, A. R. (2002). Pedoman Penelitian Sastra Daerah. Jakarta: Pusat Bahasa.

Zainal Abidin Gaffar., dkk. (1991). Sastra Lisan Kayuagung. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Downloads

Published

2021-12-26