KAJIAN DESAIN BETON PRACETAK SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF JEMBATAN BENTANG PENDEK

Authors

  • Herri Purwanto

DOI:

https://doi.org/10.31851/deformasi.v1i1.483

Abstract

ABSTRAK

Penggunaan beton pracetak pada pembangunan konstruksi jembatan bentang pendek, untuk struktur atas jembatan sudah banyak digunakan tipe-tipe standar yang ada, tetapi pada struktur bawah jembatan masih belum banyak digunakan abutmen beton pracetak. Tujuan yang ingin dicapai dalam kajian ini adalah  membuat desain struktur jembatan beton pracetak bentang pendek untuk  panjang jembatan 8 m, 10 m dan 12 m dengan didesain abutmen yang relatif lebih mudah untuk diaplikasikan di lokasi pekerjaan, yaitu dengan membagi abutmen menjadi beberapa segmen, yang selanjutnya dibuat analisis biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan jembatan beton pracetak bentang pendek dan perbandingannya dengan jembatan beton cast in situ. Hasil desain struktur atas jembatan pracetak dengan luas penampang yang  berbentuk  Single Tee Beam (ST) 0,3981 m2 dan Double Tee Beam (DT) 0,4206 m2. didapat berat desain abutmen pracetak persegmen panjang 3 meter untuk tipe DT-08 = 23,172 ton, DT-10 = 25,634 ton, DT-12 = 26,866 ton, ST-08 = 23,228 ton, ST-10 = 25,691 ton dan ST-12 = 26,922 ton. Estimasi waktu pelaksanaan konstruksi jembatan beton pracetak selama 35 hari,  sedangkan dengan cast-in situ  selama 150 hari ( 77% atau 115 hari lebih cepat),. Perbandingan biaya konstruksi antara jembatan beton pracetak (tipe DT dan ST) dengan jembatan beton cast in situ  (tipe BK) yaitu : untuk tipe DT-08 = 171% tipe BK-08, DT-10 = 162% tipe BK-10, DT-12 =  152% tipe BK-12, ST-08 = 168% tipe BK-08, ST-10 = 160% tipe BK-10 dan ST-12 = 150% tipe BK-12, dengan mutu beton pracetak K.500 dan beton cast in situ  K.275

Kata Kunci : jembatan bentang pendek, abutmen pracetak, hasil desain, estimasi waktu, perbandingan biaya

Downloads

Published

2016-04-16

How to Cite

Purwanto, H. (2016). KAJIAN DESAIN BETON PRACETAK SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF JEMBATAN BENTANG PENDEK. Jurnal Deformasi, 1(1), 28–42. https://doi.org/10.31851/deformasi.v1i1.483