ANALISIS AREA BANJIR PADA KAWASAN KELURAHAN KEBUN BUNGA PALEMBANG

Authors

  • Adiguna Adiguna

DOI:

https://doi.org/10.31851/deformasi.v1i2.913

Abstract

ABSTRAK

 

Hasil analisis di atas jelas bahwa diantara keempat jenis dimensi saluran yang ada di kawasan Kelurahan Kebun Bungan terdapat satu jenis dimensi saluran yang tidak aman dari segi kapasitas pengaliran. Adapun saluran b yang tidak aman berpotensi menimbulkan luapan pada saat terjadi hujan pada intensitas puncak.  Selisih debit pengaliran adalah 0,28747 m3/detik - 0,30851 m3/detik = - 0,02104 m3/detik. Berarti jika terjadi hujan selama satu jam pada intensitas puncak terdapat limpasan air dari saluran drainase sebanyak 75,744 m3/jam. Secara teori Volume gengan tersebut akan serta merta teralirkan habis setelah satu jam hujan selesai.Namun berdasarkan penelusuran pada wilayah genangan seperti yang terlihat pada peta di bawah ini. Genangan bisa terjadi berhari-hari meskipun hujan telah berhenti dan mencapai kedalaman hingga 80 cm.Setelah di lakukan Penelusuran pada bagian saluran ujung kawasan Kelurahan Kebun Bunga menuju ke kawasan Jl. Noerdin Panji seperti yang terlihat pada photo di bawah ini. Terlihat bahwa saluran permanen yang dibuat hanya menuju ke area rawa di Jl. Noerdin Panji. Saluran yang ada belum langsung terhubung secara permanen penuju Sungaoi terdekat yaitu Sungai Penjemuran yang alirannya menuju Sungai Musi.Hal ini merupakan penyebab utama terjadinya genangan air dalam waktu yang cukup lama meskipun hujan sudah berhenti. Disamping itu berdasarkan pengamatan di lapangan terjadinya pendangkalan pada badan saluran akibat lumpur atau sedimentasi dari kawasan sekitar kebun bungan. Selain itu masih adanya sampah buangan domestik pada badan saluran yang berpotensi menghambat aliran air pada saluran drainase.

 

Kata kunci :Banjir, Genangan Air, Drainase, Debit Air Hujan

Downloads

Published

2017-02-13

How to Cite

Adiguna, A. (2017). ANALISIS AREA BANJIR PADA KAWASAN KELURAHAN KEBUN BUNGA PALEMBANG. Jurnal Deformasi, 1(2), 1–9. https://doi.org/10.31851/deformasi.v1i2.913