EKOLOGI SASTRA PADA PUISI DALAM NOVEL BAPANGKU BAPUNKKU KARYA PAGO HARDIAN

Authors

  • Mardiana Sari Dosen Universitas PGRI Palembang

DOI:

https://doi.org/10.31851/parataksis.v1i1.2255

Abstract

ABSTRAK

Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dirasakan dan dimanfaatkan oleh pembaca ataupun penikmat sastra. Proses penciptaan sastra tidak luput dari lingkungan sekitar pengarang dan ekologi sastra merupakan metodologi yang menghubungkan antara sastra dan lingkungan sekitarnya. Novel Bapangku Bapunkku karya Pago Hardian, bukan berisi cerita yang mengemukakan kisah yang inspiratif saja, tetapi ditulis dengan cara yang berbeda yaitu memasukkan beberapa puisi dan surat serta kutipan lirik lagu, yang sangat jarang atau tidak pernah digunakan oleh penulis yang lain. Masalah penelitian bagaimana menganalisis ekologi sastra puisi dalam novel Bapangku Bapunkku Karya Pago Hardian? Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan teknik analisis konten. Ekologi sastra yang paling dominan digunakan pada novel Bapangku Bapunkku adalah puisi Rayuanku dan paling minim yaitu puisi Marah. Puisi yang terdapat dalam  novel Bapangku Bapunkku karya Pago Hardian, terdiri dari Dahlia Ungu, Cinta Dalam Doa, Rayuanku, dan Marah.

 

Kata Kunci: Ekologi, Sastra, dan Bapangku Bapunkku

 

 

ECOLOGICAL LITERATURE ON POETRY IN MY NOVELS OF BAPANGKU BAPUNKKU, BY HARDIAN PAGO

 

ABSTRACT

Literary works are created to be enjoyed, felt and utilized by readers or lovers of literature. Literary creation process does not escape the environment around the author and literary ecology is a methodology that connects literature and the surrounding environment. Bapangku Bapunkku's novel by Pago Hardian, does not contain a story that tells an inspirational story, but is written in a different way, which includes several poems and letters and quotes from song lyrics, which are rarely used by other writers. The research problem is how to analyze the literary ecology of poetry in the novel Bapangku Bapunkku by Pago Hardian? Data collection techniques use documentation and data analysis techniques using content analysis techniques. The most dominant literary ecology used in Bapangku Bapunkku novels is my seduction poetry and the least is Marah poetry. Poetry contained in the novel Bapangku Bapunkku by Pago Hardian, consisting of Purple Dahlia, Love in Prayer, My Flirtation, and Angry.

 

Keywords: Ecology, Literature, and Bapangku  Bapunkku

 

 

 

 

References

Aminuddin. 1990. Karateristik Penelitian Kualitatif. Malang: Hiski Komisariat Malang dan YA3.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

Endarto, Danang.2014. Kosmografi. Yogyakarta: Ombak

Endraswara, Suwardi. 2016. Metodologi Penelitian Ekologi Sastra; Konsep, Langkah dan Penerapan. Jakarta: PT Buku Seru.

Hardian, Pago.2015. Bapangku Bapunkku. Solo: Indiva

Kristanto, Philip. 2013. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.

Melati, Ratna Rima dan Eko Sujatmiko. 2012. Kamus Geografi. Surakarta: Aksara Sinergi Media.

Suharso dan Ana Retnoningsih. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux. Semarang: Widya Karya.

Suhendar & Pien Supinah. 1995. Pendekatan Teori Sejarah & Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat.2011. Metodologi Penelitian. Bandung: CV. Mandar Maju.

Downloads

Published

2018-10-28