https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/issue/feedParataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia2025-02-06T15:17:51+00:00Paratakiscashariyant@gmail.comOpen Journal Systems<table style="height: 330px; width: 100%; background-color: #f5fffa; border-style: none; border-color: #f5fffa;" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0"> <tbody> <tr style="height: 10px;"> <td style="width: 30.1226%; height: 44px;"><strong>Journal title:</strong></td> <td style="width: 69.7023%; height: 44px;"><strong>Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia </strong></td> </tr> <tr style="height: 36px;"> <td style="height: 36px; width: 30.1226%;"><strong> Initials:</strong></td> <td style="height: 36px; width: 69.7023%;"><strong>Parataksis</strong></td> </tr> <tr style="height: 36px;"> <td style="height: 36px; width: 30.1226%;"><strong> ISSN Online:</strong></td> <td style="height: 36px; width: 69.7023%;"><strong> 2622-2221</strong></td> </tr> <tr style="height: 36px;"> <td style="height: 34px; width: 30.1226%;"><strong><em>Accreditation Status</em></strong></td> <td style="height: 34px; width: 69.7023%;"><strong><em> SINTA 5</em></strong></td> </tr> <tr style="height: 36px;"> <td style="height: 36px; width: 30.1226%;"><strong>Frequency:</strong></td> <td style="height: 36px; width: 69.7023%;"><strong>2 issues per year (January and July)</strong></td> </tr> <tr style="height: 36px;"> <td style="height: 36px; width: 30.1226%;"><strong>Publisher:</strong></td> <td style="height: 36px; width: 69.7023%;"><strong>Universitas PGRI Palembang</strong></td> </tr> <tr style="height: 60px;"> <td style="height: 60px; width: 30.1226%;"><strong>Subject Areas:</strong></td> <td style="height: 60px; width: 69.7023%;"><strong>Indonesian Language Education Settings, Assessment, BIPA and Educational Issues</strong></td> </tr> <tr style="height: 36px;"> <td style="height: 48px; width: 30.1226%;"><strong>Citation Analysis:</strong></td> <td style="height: 48px; width: 69.7023%;"><strong>Google Scholar | Dimension |Garuda | Others</strong></td> </tr> </tbody> </table> <table style="height: 370px; width: 100%; border-collapse: collapse; border-style: none;" cellspacing="3" cellpadding="3"> <tbody> <tr style="height: 370px;"> <td style="width: 40%; height: 370px;"> <p><em><sup><img src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/admin/whatsapp-image-2025-01-07-at-07.59.50.png" alt="" width="1131" height="1600" /></sup></em></p> </td> <td style="width: 60%; text-align: justify; height: 370px;"> <p><em><sup><strong>JOURNAL INFORMATION</strong></sup></em></p> <p><em><sup>Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah jurnal program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang. Jurnal ini berisi tentang penelitian dan kajian pustaka dosen, mahasiswa, guru, dan umum mengenai Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurnal Parataksis terbit dua kali dalam setahun dan berisi delapan artikel. Ruang lingkup topik meliputi: 1) bahasa Indonesia untuk penutur asing; (2) Linguistik; (3) Linguistik Terapan, dan; (4) Pengajaran Sastra. Untuk mempublikasikan penelitian dalam jurnal ini harus memastikan bahwa naskah memenuhi ruang lingkup dan pedoman pengiriman jurnal. Untuk informasi lebih lengkap, silakan merujuk pada syarat dan ketentuan Jurnal Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. </sup></em></p> <p><em><sup><strong>Parataksis: Journal of Indonesian Language, Literature, and Language Learning</strong> is an academic journal managed by the Indonesian Language and Literature Education program at the Faculty of Teacher Training and Education, Universitas PGRI Palembang. This journal serves as a platform for lecturers, students, teachers, and general researchers to publish research results and literature reviews related to Indonesian Language and Literature.</sup></em></p> <p><em><sup>The Parataksis Journal is published twice a year, featuring eight articles per edition. Topics covered by the journal include: </sup></em><em style="font-size: 0.875rem;"><sup><strong>Indonesian for Foreign Speakers (BIPA); </strong></sup></em><em style="font-size: 0.875rem;"><sup><strong>Linguistics; </strong></sup></em><em style="font-size: 0.875rem;"><sup><strong>Applied Linguistics; </strong></sup></em><em style="font-size: 0.875rem;"><sup><strong>Literature Teaching. </strong></sup></em></p> <p><em><sup>To publish research in this journal, please ensure that your manuscript fits within the scope of the topics and adheres to the submission guidelines. For more detailed information, please refer to the terms and conditions of the Parataksis Journal: Journal of Indonesian Language, Literature, and Language Learning.</sup></em></p> </td> </tr> </tbody> </table>https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/article/view/18108RUMA BOLON BATAK TOBA SEBAGAI WARISAN BUDAYA DAN TANTANGAN PELESTARIANNYA DI ERA MODERN2025-02-06T15:15:43+00:00Jekmen Sinulinggajekmen@usu.ac.idIntan putri Siallagansiallaganintan201@gmail.comMery Grace Jenitamerysaragi616@gmail.comOliviya Sera Sitorusserasitorusoliviya@gmail.comImmanuel Silabansilabanimmanuel194@gmail.com<p>Dalam artikel ini akan membahas <em>Ruma Bolon</em> Batak Toba sebagai warisan budaya dan tantangan pelestariannya di era modern. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan analisis data yang dipakai adalah <em>survey</em> literatur yang berasal dari artikel jurnal. Hasil dari penelitian ini ditemukan nilai budaya <em>Ruma Bolon</em> terbagi atas nilai arsitektur tradisional, nilai sosial dan spiritual, dan nilai filosofi dan adapun tantangan pelestarian di era modern terdiri atas modernisasi dan perubahan gaya hidup, urbanisasi dan alih fungsi lahan, biaya perawatan dan restorasi yang tinggi, globalisasi dan pengaruh budaya luar, minimnya dukungan dari pemerintah dan lembaga budaya, kurangnya kesadaran dan edukasi, persaingan dengan pariwisata modern. Dari tantangan tersebut kemudian dimunculkan strategi pelestarian rumah bolon seperti, penguatan kesadaran dan pendidikan budaya, pendekatan ekonomi berbasis komunitas, digitalisasi dan dokumentasi budaya, pendekatan kebijakan dan regulasi, inovasi dalam desain dan fungsi rumah bolon, dan penelitian dan pengembangan berkelanjutan.</p>2025-02-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 jekmen sinulingga, intan putri siallagan, mery grace jenita, oliviya sera Sitorus, Immanuel Silabanhttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/article/view/17954FRASA EKSOSENTRIK PADA FILM LEA DIHAPOGOSON DALAM BAHASA BATAK TOBA2025-01-28T14:15:01+00:00Maretha Damai Simanjuntakmarethadamaisimanjuntak@gmail.comDairi Sapta Rindu Simanjuntaksaptadairi@gmail.comWinda Pramesti Naibahowindapramestinaibaho23@gmail.com<p>ABSTRACT<br>This research aims to analyze the use of exocentric phrases in the film Lea di Hapogoson using a note-taking and film-watching method approach. Exocentric phrases refer to the construction of phrases that are not centered on one core element, thereby creating a freer and more dynamic structure in the sentence. This research identifies two divisions of exocentric phrases, namely directive and non-directive exocentric phrases, each of which functions to indicate direction or goal (directive) and phrases that do not have a clear goal or direction (non-directive). Directive exocentric phrases were found to be used more frequently in the context of dialogue that directs or gives orders, while non-directive phrases were more dominant in the context of casual or reflective conversation. This discussion also includes syntactic analysis to understand the relationship between elements in phrases and their influence on the storyline and characters. It is hoped that the research results can make a significant contribution to understanding the structure of the Toba Batak language, as well as enrich linguistic studies regarding the use of exocentric phrases in audio-visual media.</p> <p>ABSTRAK<br>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan frasa eksosentrik dalam film Lea di Hapogoson dengan pendekatan metode catat dan menyaksikan film. Frasa eksosentrik merujuk pada konstruksi frasa yang tidak berpusat pada satu elemen inti, sehingga menciptakan struktur yang lebih bebas dan dinamis dalam kalimat. Penelitian ini mengidentifikasi dua pembagian frasa eksosentrik, yaitu frasa eksosentrik direktif dan non-direktif, yang masing-masing berfungsi untuk menunjukkan arah atau tujuan (direktif) serta frasa yang tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas (non-direktif). Frasa eksosentrik direktif ditemukan lebih sering digunakan dalam konteks dialog yang mengarahkan atau memberi perintah, sementara frasa non-direktif lebih dominan dalam konteks percakapan santai atau reflektif. Pembahasan ini juga mencakup analisis sintaksis untuk memahami hubungan antar elemen dalam frasa dan pengaruhnya terhadap alur cerita dan karakter. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pemahaman struktur bahasa Batak Toba, serta memperkaya kajian linguistik tentang penggunaan frasa eksosentrik dalam media audio-visual.</p> <p> </p>2025-02-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Maretha Damai Simanjuntak, Dairi Sapta Rindu Simanjuntak, Winda Pramesti Naibahohttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/article/view/17609ANALISIS AFIKSASI PADA CERPEN KOTAK AMAL KARYA FARIZAL SIKUMBANG PADA MEDIA INDONESIA TAHUN 20222025-01-28T14:10:59+00:00Fisnia Pratamifisniapratami@stkipnurulhuda.ac.idMiftahul Hasanahmiftahulhasanah217@gmail.comVella Juliavellajulia84@gmail.comLutvi Qolbiyatu Zuhro NHnesyahanan49@gmail.com<p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p><em>This study aims to analyze the process of affixation in the short story ”Kotak Amal” by Farizal Sikumbang using a descriptive approach. The research object includes various forms of affixation, namely prefixes, suffixes, and confixes, which play a role in shaping word meanings within the text. The methods employed involve observation and note-taking techniques, with data analyzed based on the short story’s context. The results show 39 words with affixation, consisting of 22 [refixes, 7 suffixes, and 10 confixes. Affixation in this short story is used to clarify the description of characters, emotions, and the storyline. This study highlights the importance of morphological analysis, particularly affixation, in understanding the linguistic structure in literary works. The findings indicate that affixation not only functions to form words but also strengthens narrative elements in short stories.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keyword: </em><em>prefixes, suffixes, confixes</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses afiksasi dalam cerpen “Kotak Amal” karya Farizal Sikumbang menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Objek penelitian mencakup berbagai bentuk afiksasi, yaitu prefiks, sufiks, dan konfiks, yang berperan dalam membentuk makna kata dalam teks. Metode yang digunakan meliputi teknik simak dan catat, dengan analisis data berdasarkan konteks cerpen. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 39 kata dengan afiksasi yang terdiri atas 22 prefiks, 7 sufiks, dan 10 sufiks. Afiksasi dalam cerpen ini digunakan untuk memperjelas deskripsi karakter, emosi, dan alur cerita. Penelitian ini menekankan pentingnya analisis morfologi, khususnya afiksasi, untuk memahami struktur bahasa dalam karya sastra. Temuan ini menunjukkan bahwa afiksasi tidak hanya berfungsi membentuk kata tetapi juga memperkuat elemen naratif dalam cerita pendek.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: prefiks, sufiks, konfiks</p>2025-02-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Fisnia Pratami, Miftahul Hasanah, Vella Julia, Lutvi Qolbiyatu Zuhro NHhttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/article/view/18109MAKNA METAFORA CINTA DALAM LAGU BATAK TOBA “RAPHON HO DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI-NILAI ROMANTIS DALAM MASYARAKAT BATAK TOBA2025-02-06T15:17:51+00:00Asriaty R Purbaasriaty@usu.ac.idTrynanda Sianipartrynandasianipar85@gmail.comJefri Harniko Pasaribujefriharniko@gmail.comAlpiani Lubisalpianigraceyelalubis@gmail.comRisdo Saragihrisdo030782saragih@gmail.com<p><em>Suku Batak Toba memiliki warisan budaya penting salah satunya adalah lagu Batak Toba. Lagu batak toba sangat sering menggunakan metafora dalam lirik-liriknya untuk menyampaikan berbagai realita kehidupan, maupun percintaan. Salah satu lagu Batak Toba yang mencolok dalam hal ini adalah “Raphon Ho”. Lagu ini dinyanyikan oleh Jun Munthe dan sebagian liriknya mengandung berbagai metafora yang mencurahkan perasaan cinta, ketulusan, dan kesetiaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna metafora cinta yang terkandung dalam lirik lagu “Raphon Ho” serta mengidentifikasi pengaruh lagu ini terhadap nilai-nilai romantis dalam masyarakat Batak. pada lirik lagu ini menunjukkan bahwa metafora cinta di dalam lagu ini tidak hanya berfungsi sebagai ungkapan perasaan pribadi, tetapi juga mengandung nilai-nilai romantis yang kuat dalam masyarakat Batak Toba, seperti kesetiaan, pengorbanan, dan kesempurnaan cinta. Lagu “Raphon Ho” juga berperan dalam membentuk dan memperkuat pandangan masyarakat Batak mengenai hubungan asmara dan pernikahan</em></p>2025-02-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 asriaty r purba, trynanda sianipar, Risdo Saragihhttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/article/view/18050EKSPLORASI KEARIFAN LOKAL DI PASAR 26 ILIR KAMPUNG PEMPEK PALEMBANG PADA KEGIATAN MODUL NUSANTARA PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA BATCH 3 UNIVERSITAS SRIWIJAYA2025-02-04T15:36:21+00:00Andi Aprilya Devi Anastasyadipoodl6@gmail.comSyarifnurnursyarinur@gmail.comA. Suharmanandisuharman67@gmail.com<p>Kearifan lokal merupakan warisan budaya yang penting bagi suatu masyarakat dalam mempertahankan identitas budayanya. Menggali kearifan lokal di Pasar 26 Ilir, Kampung Pempek Palembang melalui kegiatan Modul Nusantara pada Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 3 Universitas Sriwijaya. Pasar ini dikenal sebagai pusat kuliner tradisional dan simbol identitas budaya Palembang, khususnya melalui kuliner pempek. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan metode eksploratif untuk memahami bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada, peran masyarakat dan pedagang dalam upaya melestarikannya, serta dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi lokal. Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial di pasar dan tradisi kuliner pempek tidak hanya mencerminkan kearifan lokal tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal. Eksplorasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa dan masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya sebagai bagian dari jati diri bangsa.</p> <p> </p> <p> </p>2025-02-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Andi Aprilya Devi Anastasya, Syarifnur, A. Suharmanhttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/article/view/17787ANALISIS STRUKTURAL PADA CERPEN KITA GENDONG BERGANTIAN KARYA BUDI DARMA2025-01-09T06:40:00+00:00Sindi Quratul Uyunrotuluyun0@gmail.comDedy Mardiansyahbangded@stkipnurulhuda.ac.idAhmad Aji Fashihudinpbsigatot@gmail.comDevi Mariyanidevimariyani127@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek struktural yang terkandung dalam cerpen Kita Gendong Bergantian karya Budi Darma. Penelitian ini mengumpulkan data dari cerpen tersebut dan menganalisisnya dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik analisis aspek struktural. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah cerpen Kita Gendong Bergantian, yang termasuk dalam kumpulan cerpen kompas tahun 2020 karya Budi Darma. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode struktural sastra. Hasil penelitian menunjukkan pada cerpen Kita Gendong Bergantian karya Budi Darma bertema tentang kesengsaraan yang dialami rakyat Indonesia saat penjajahan Jepang. Memiliki tujuh tokoh dan karakter, dengan latar dan seting kampung Kedung Buntu, dan memiliki alur maju meskipun ada beberapa <em>flashback</em> ditengah cerita, namun tidak mempengaruhi jalannya cerita hanya memperkuat alur cerita pada cerpen tersebut. Harapannya dari penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran tentang aspek-aspek struktural yang terdapat dalam cerpen Kita Gendong Bergantian Karya Budi Darma dan juga membantu pembaca memahami isi cerita dari cerpen Kita Gendong Bergantian Karya Budi Darma tersebut.</p>2025-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Sindi Quratul Uyun, Dedy Mardiansyah, Ahmad Aji Fashihudin, Devi Mariyanihttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/article/view/17356MAKNA KATA KONKRET PADA KUMPULAN PUISI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO2025-01-28T13:48:06+00:00Risda Yulia Desritayuliarisda9@gmail.comTria Rizqy Nabilatrianabila153@gmail.comAnnisa Fithriannisafithri2112@gmail.comTiara Anggrainitiaraaanggraini24@gmail.comNyayu Lulu Nadyanyayululunadya@univ-tridinanti.ac.id<p><em>Penelitian ini menganalisis penggunaan kata konkret dalam tiga puisi karya Sapardi Djoko Damono: "Aku," "Hujan Bulan Juni," "Hatiku Selembar Daun." </em><em>Dan “Yang sama adalah waktu” </em><em>Kata konkret merupakan elemen penting dalam puisi karena membantu menciptakan gambaran visual yang kuat dan mendalam bagi pembaca. Dalam puisi "Aku," Sapardi menggunakan objek-objek seperti kayu, api, awan, dan hujan untuk menggambarkan perasaan cinta yang sederhana namun mendalam, serta perubahan dan pengorbanan yang terkait dengannya. Dalam "Hujan Bulan Juni," hujan, rintik, pohon berbunga, jejak kaki, dan akar digunakan untuk menyampaikan tema kerinduan, kebijaksanaan, dan pembersihan, di mana hujan bulan Juni menjadi simbol perasaan tersembunyi yang kuat. Sementara itu, dalam "Hatiku Selembar Daun," daun, rumput, dan terbaring digunakan untuk menciptakan imaji tentang kerapuhan hati dan keinginan untuk menikmati momen sederhana dalam kehidupan. Melalui penggunaan kata konkret, Sapardi berhasil menyampaikan perasaan yang kompleks dan mendalam dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami, menciptakan puisi yang kaya akan imaji visual dan makna simbolis. Penelitian ini menunjukkan bahwa kata konkret dalam puisi-puisi Sapardi tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetis tetapi juga memperkaya tema dan pesan yang disampaikan</em><em>.</em></p> <p> </p> <p>Kata kunci: Sastra, Puisi, Kata- kata Konkrit</p>2025-02-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Risda Yulia Desrita, Tria Rizqy Nabila, Annisa Fithri, Tiara Anggraini, Nyayu Lulu Nadya