Kajian Semiotik Tradisi Perang Ketupat Di Desa Tempilang Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Authors

  • Detia Yati Universitas PGRI Palembang
  • Yessi Fitriani Universitas PGRI Palembang
  • Juaidah Agustina Universitas PGRI Palembang

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terdapat dalam tradisi perang ketupat yang dilakukan masyarakat desa Tempilang. Penelitian ini juga berupaya mengungkapkan makna simbolik dengan menggunakan kajian semiotik di balik tradisi perang ketupat berikut dengan sejarah yang melatarbelakangnya penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah mengunakan metode observasi atau pengamatan untuk mendapatkan informasi, wawancara dengan narasumber , rekaman dan dokumentasi. Dan analisis data ini secara deskriptif kualitatif. Tradisi ini bermula pada tahun 1883 yang dilakukan di Benteng Kota oleh kepala suku bernama Dimar untuk melawan bajak laut dan dilaksanakan 3 minggu sebelum bulan syaban. Hal ini para tokoh adat melakukan ritual taber kampong. Tujuan ini terhindar dari musibah, adapun sebagai bentuk persatuan dan kesatuan yang kokoh dan bersifat gotong royong. Hasil dari penelitian ini, peneliti mengumpulkan tiga belas simbol dan lima ritual dalam proses perang ketupat yang memiliki makna konotasi dan denotasi. Disamping itu para leluhur telah mewariskan tradisi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Downloads

Published

2023-10-14