Analisis Sensoris dan pH Kamaboko dari Surimi Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) Dengan Frekuensi Pencucian Yang Berbeda
Abstract
ABSTRAK
             Potensi ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) di Sumatera Selatan Khususnya di Kota Palembang cukup tinggi. Namun pemanfaatannya masih terbatas yaitu dipasarkan dalam bentuk segar dan olahan pindang Patin. Hal ini dikarenakan adanya lemak yang dimiliki ikan Patin ini sehingga dapat menghambat pembentukan gelasi dari produk. Upaya untuk memperbaiki tekstur daging ikan Patin agar dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan yang bernilai tambah yaitu dengan mengolah daging ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) menjadi Surimi dengan pencucian yang berbeda dan Aplikasinya menjadi produk Kamaboko. Tujuan dari Penelitian adalah untuk mengetahui frekuensi pencucian surimi ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)yang menghasilkan tekstur kamaboko yang terbaik melalui uji sensoris (uji pelipatan) dan analisis pH.
           Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di Workshop Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 taraf perlakuan yaitu perlakuan pencucian ikan Patin sebanyak 2 kali pencucian (T0), pencucian ikan Patin sebanyak 3 kali pencucian (T1), pencucian ikan Patin sebanyak 4 kali pencucian. Hasil penelitian ini menunjukkan perlakukan pencucian ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) berpengaruh nyata terhadap sifat sensoris (uji pelipatan), pH surimi serta pH kamaboko. Perlakuan pencucian ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)sebanyak 3 kali pencucian (T1) merupakan perlakuan yang terbaik berdasarkan parameter sensoris (uji pelipatan) yaitu 1,95, pH surimi 6,47 dan pH Kamaboko 6,37