Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi Bioetanol Dengan Variasi Waktu Fermentasi

Authors

  • Ayu Saputri Saragih Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Abdul Halim Daulay Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Masthura Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.31851/redoks.v9i1.14154

Keywords:

Bioetanol, Hidrolisis, Destilasi

Abstract

Di Indonesia konsumsi akan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaannya. Bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) tergantung tingkat kemurniannya. Tujuan dari penelitian ini: (i) untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap karakteristik bioetanol berbasis kulit singkong dan (ii) untuk mengetahui waktu fermentasi agar dihasilkan kadar bioetanol dengan karakteristik yang optimum. Pada penelitian ini Kulit singkong yang digunakan sebanyak 100 g, dengan proses pengeringan dijemur di bawah panas matahari selama 1 hari. Tahap selanjutnya hidrolisis menggunakan Aquades sebanyak 800 ml dan fermentasi menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) sebanyak 6 gram yang diperoleh secara komersil. Variasi waktu fermentasi bioetanol dari kulit singkong  yaitu 3 hari (sampel A), 5 hari (sampel B), dan 7 hari (sampel C). Proses destilasi menggunakan suhu 80  selama 2 jam. Teknik karakterisasi bioetanol terdiri atas kadar air, kadar bioetanol, nilai kalor, dan pH. Persyaratan mutu bioetanol mengacu pada SNI 7390:2012 tentang kadar bioetanol terdenaturasi untuk gasohol. Terdapat pengaruh waktu fermentasi terhadap karakteristik bioetanol berbasis kulit singkong. Seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi maka akan terjadi peningkatan pada nilai kadar air yaitu 0,05% - 0,83%, kadar etanol yaitu 80,74% - 84,74%, nilai kalor yaitu 695,412 kkal/kg – 978,728 kkal/kg, dan pH adalah 3,5 - 4,0. Waktu fermentasi agar dihasilkan kadar bioetanol dengan karakteristik yang optimum didapat pada waktu 7 hari (sampel C) dengan hasil pengukuran kadar etanol yaitu 84,75%, karena kadar etanol lebih tinggi dari sampel lainnya dan hasil kadar etanol mendekati syarat mutu standar SNI 7390-2012.

References

Arlianti, L. (2018). Bioetanol Sebagai Sumber Green Energy Alternatif yang Potensial Di Indonesia. Unistek, 5(1), 16–22.

Erna, Said, Irwan & Abram, Hengky P. (2016). Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong ( Manihot esculenta Crantz ) Melalui Proses Fermentasi. 5(August), 121–126.

Guntama, Herdiana, Herdian, Sujiana, Yogi, Endes, Uji Alman, Sunandar, Rahel Laurenta, & Endang. (2019). Bioethanol Dari Limbah Kulit Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Melalui Metode Hidrolisa Dan Fermentasi Dengan Bantuan Saccharomyces Cerevisiae. Jurnal Teknologi, 7(1), 86–96.

Subagyo, Rachmat & Wahyu, Arifin. (2016). Analisa Variasi Waktu Fermentasi Pembuatan Bioetanol Dengan Bahan Kulit Singkong Dan Kulit Nanas. Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika, 1(2), 113–124.

Sulaiman, Dady, Syahdan, St & Ulva, Siti Maria. (2021). Analisis Uji Karakteristik Bioetanol Dari Pisang Hutan Terhadap Variasi Massa Ragi. Jurnal Kumparan Fisika, 4(3), 169–176.

Utama, A.w, Legowo, & Al-Baarri, A.N . (2011). Produksi Alkohol, Nilai pH, dan Produksi Gas Pada Bioetanol Dari Susu Rusak Dengan Campuran Limbah Cair Tapioka. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 1, 1–6.

Widyastuti, Pramestika. (2019). Pengolahan Limbah Kulit Singkong Sebagai Bahan. Jurnal Kompetensi Teknik, 11(1), 41–46. Semarang.

Yanuar, Bobi & Amrullah, Apip. (2015). Uji Eksperimental Kadar Bioetanol Eceng Gondok Hasil Destilasi Dengan Variasi Waktu Fermentasi. Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTMXIV), 01(Snttm Xiv), 7–8.

Downloads

Published

2024-01-31

How to Cite

Ayu Saputri Saragih, Abdul Halim Daulay, & Masthura. (2024). Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi Bioetanol Dengan Variasi Waktu Fermentasi. Jurnal Redoks, 9(1), 31–36. https://doi.org/10.31851/redoks.v9i1.14154