https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/issue/feedJurnal Redoks2024-11-06T02:10:42+00:00Muhrinsyah Fatimurajurnalredoks@univpgri-palembang.ac.idOpen Journal Systems<p> </p> <table style="height: 27px; width: 100%; border-collapse: collapse;" cellspacing="5" cellpadding="5"> <tbody> <tr> <td style="width: 40%;"><img src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/blobid0-c68131e76f8413e20189ea96baaed90d.gif" alt="" /></td> <td style="width: 60%;"> <p><strong>JOURNAL INFORMATION</strong></p> <p><strong>Jurnal Redoks</strong> is a scientific journal managed and published by Chemical Engineering Study program, Faculty of Engineering Universitas PGRI Palembang. This Journal publishes articles in field of chemical process, environment and others related about chemical engineering. Author can submit manuscript via online submission. Author should prepare their manuscript according to the instructions given in Author Guidelines before doing online submission. Template of article can be download in right sidebar. All submissions will be reviewed and evaluated based on originality, technical research, and relevance to journal contributions. Journal Redoks Articles is published by Universitas PGRI Palembang on June and December. <a href="http://u.lipi.go.id/1448456087" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: â€blueâ€;">ISSN 2477274963 (print) </span></a>;<a href="http://u.lipi.go.id/1531451790" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: â€blueâ€;">ISSN 2622-903X (online)</span></a>; <a href="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: â€blueâ€;">http://dx.doi.org/10.31851/redoks</span></a></p> </td> </tr> </tbody> </table> <p><strong> Indexing and Abstracting:</strong><a href="http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/12983" target="_blank" rel="noopener"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/garuda.png" alt="" /></a><a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=rlzDBmwAAAAJ&hl=id&authuser=4" target="_blank" rel="noopener"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/googlescholarwarning1504.png" alt="" /></a><a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?and_facet_journal=jour.1321232&search_text=10.31851%2Fredoks&search_type=kws&search_field=doi" target="_blank" rel="noopener"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/dimensi.png" alt="" /></a><a href="https://www.citefactor.org/journal/index/25986#.Xx11ihQxXIV" target="_blank" rel="noopener"><span style="font-size: x-small;"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/cf.png" alt="" /></span></a><a href="https://www.base-search.net/Search/Results?lookfor=Jurnal+Redoks&name=&oaboost=1&newsearch=1&refid=dcbasen" target="_blank" rel="noopener"><span style="font-size: x-small;"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/base11.png" alt="" /></span></a><a href="https://search.crossref.org/?q=redoks" target="_blank" rel="noopener"><span style="font-size: x-small;"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/cross.png" alt="" /></span></a><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2622-903X" target="_blank" rel="noopener"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/18-road7.png" alt="" /></a><a href="https://onesearch.id/Search/Results?filter[]=repoId:IOS14015" target="_blank" rel="noopener"><span style="font-size: x-small;"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/onesearch8.png" alt="" /></span></a><a href="https://www.neliti.com/journals/jurnal-redoks" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/Neliti.png" alt="" /></a><a href="http://journalseeker.researchbib.com/view/issn/2477-2747" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/ac2.png" alt="" /></a><a href="https://www.worldcat.org/search?qt=worldcat_org_all&q=Jurnal+Redoks" target="_blank" rel="noopener"><span style="font-size: x-small;"><img style="text-align: justify;" src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/wordcat1.png" alt="" /></span></a><a style="text-align: center;" href="https://drive.google.com/file/d/1FwPKJYrlXa0kAdXFrWYmE47C_qPP0kgK/view?usp=share_link"><img src="https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/public/site/images/redoks/sinta45htmloke.jpg" alt="" /></a></p>https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/16560Analisis Variasi Temperatur Dan Kecepatan Silinder Pada Pengeringan Biji Kopi Dengan Rotary Dryer Berpemanas LPG2024-09-19T02:21:55+00:00Tesya Ayu Raisatesyaayurasia15@gmail.comIra Mayasariira@gmail.comNurul Kholidahnurul@gmail.comIbnu HajarIbnu@gmail.comIrawan RusnadiIrawan@gmail.com<p>Biji kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan biji kopi setelah proses pengeringan, serta menganalisis pengaruh variasi suhu dan kecepatan putar silinder terhadap penurunan kadar air, laju pengeringan, dan efisiensi termal. Metode Pengeringan dilakukan menggunakan <em>rotary dryer</em> dengan sumber panas dari pembakaran LPG, pada variasi suhu antara 60 °C hingga 80 °C dan kecepatan drum 2 rpm serta 3 rpm selama 300 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan kecepatan drum yang lebih tinggi mempercepat proses pengeringan. Kondisi optimal tercapai pada suhu 75 °C dan kecepatan 3 rpm, dengan kadar air akhir sebesar 12,05%,dan laju pengeringan mencapai 4,142 kg/jam·m². Meskipun pengeringan lebih cepat pada suhu tinggi, efisiensi termal terbaik (45,48%) justru terjadi pada suhu 60 °C. Sementara itu, pada suhu 80 °C, efisiensi menurun menjadi 33,33%.</p>2024-10-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Tesya Ayu Raisa, Ira Mayasari, Nurul Kholidah, Ibnu Hajar, Irawan Rusnadihttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/16821Pengaruh Variasi Massa Tempurung Kelapa dan Waktu Karbonisasi Terhadap Kualitas Arang2024-11-06T02:10:42+00:00Muhammad Daffa Fadlurrahmandaffafdlrrhmn@gmail.comLusi Widiyantilusinirwanta13@gmail.comErlinawati ErlinawatiErlinawatiakil@gmail.comIrawan Rusnadiirawan_rusnadi@yahoo.comIndah Pratiwiindahpratiwikimia@gmail.com<p>Biomassa merupakan energi alternatif dari bahan organik seperti tempurung kelapa. Biasanya, biomassa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak melalui pembakaran langsung. Namun, metode pembakaran langsung tidak efektif digunakan karena hanya menghasilkan bahan bakar dengan nilai kalor rendah dan banyak asap. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu biomassa ialah dengan karbonisasi atau pengarangan. Karbonisasi adalah metode pembakaran dengan udara terbatas untuk menghasilkan arang dengan nilai kalor tinggi. Salah satu metode karbonisasi ialah <em>drum retort kiln </em>dengan prinsip pembakaran bahan baku melalui pemanasan ekstenal di dalam sebuah drum yang dapat diputar. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut akan disalurkan secara konveksi ke dalam drum untuk memanaskan bahan baku di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh lama waktu dan massa bahan baku dan menentukan kondisi operasi terbaik pada proses karbonisasi terhadap kualitas arang ditinjau dari jumlah rendemen yang dihasilkan dan nilai hasil uji <em>proximate</em> dan kemudian dibandingkan dengan nilai standar yang berlaku, yakni SNI 1-1683-1996 untuk kadar zat terbang, kadar air, kadar abu, dan kadar karbon tertambat. Dari penelitian ini, diketahui bahwa massa bahan baku dan waktu karbonisasi memengaruhi kualitas produk secara signifikan. Arang dengan massa bahan baku empat kg dan waktu karbonisasi 135 menit memiliki kadar karbon tertambat tertinggi dengan kadar air dan kadar abu yang memenuhi standar serta kadar zat terbang yang mendekati standar dengan jumlah rendemen 63.25% atau sebesar 2.53 kg.</p> <p> </p>2024-11-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Daffa, Lusi Widiyanti, Erlinawati Erlinawati, Irawan Rusnadi, Indah Pratiwihttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/9089Pengaruh Baffle Cut Pada Shell dan Tube Heat Exchanger Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh & Penurunan Tekanan 2024-07-16T13:24:54+00:00Muhammad Iskandar Al Hakimiskandarhakim81@gmail.comMuhammad Bakriem.bakrie@univpgri-palembang.ac.idNurlela Rasyidinurlela@univpgri-palembang.ac.id<p><em>Shell and Tube Heat Exchanger</em> merupakan salah satu peralatan penukar energi panas yang tidak dapat dilepaskan penggunaannya dalam menunjang proses produksi di industri. Perpindahan panas pada alat penukar panas tipe <em>shell and tube</em> dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan <em>baffle</em>. Mengoptimalkan proses perpindahan panas pada <em>heat exchanger</em>, <em>baffle </em>juga berfungsi sebagai penyangga <em>tube </em>yang ada di dalam <em>shell</em>. Perpindahan panas yang optimal sangat diharapkan dalam proses pertukaran panas pada peralatan <em>heat </em><em>exchanger</em>. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh <em>baffle cut </em>terhadap koefisien perpindahan panas dan penurunan tekanan pada <em>heat </em><em>exchanger</em>. Hasil percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa <em>baffle cut </em>pada <em>baffle </em>di <em>shell heat exchanger </em>mempengaruhi nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh dan penurunan tekanan pada <em>heat exchanger</em>, untuk <em>baffle cut </em>3 cm (17,5%) merupakan <em>baffle cut </em> yang optimum digunakan karena nilai rerata koefisien perpindahan panas menyeluruh yang tinggi jika dibandingkan dengan kedua variasi <em>baffle cut </em> lainnya sebesar 30,8926 BTU/hr.ft<sup>2</sup>.F dengan <em>pressure drop</em> di sisi <em>shell</em> dan <em>tube</em> yang masih jauh berada dibawah ambang batas yaitu 0,8969 x 10<sup>-3</sup> psi dan 0,1352 x 10<sup>-3 </sup>psi. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin kecil nilai <em>pressure drop</em> maka semakin besar nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh pada <em>heat exchanger</em>, nilai <em>pressure drop </em>jauh berada dibawah ambang batas <10 psi sehingga <em>heat exchanger</em> beroperasi dengan baik, potongan 17,5% merupakan <em>baffle cut</em> yang optimum digunakan karena memiliki nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh yang paling tinggi dengan <em>pressure drop</em> yang masih jauh berada dibawah ambang batas.</p> <p> </p> <p>Kata kunci : <em>Baffle cut, Shell and Tube Heat Exchanger</em>, <em>Perpindahan Panas Menyeluruh, Pressure Drop.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p> </p>2024-09-11T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Redokshttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/16418Pirolisis Campuran Biji Jarak Dan Biji Kapuk Dengan Katalis Zeolit Menjadi Syngas Dan Biochar2024-08-06T02:09:36+00:00Syahputri Aprelliasyahputriaprellia3@gmail.comIrawan Rusnadiirawan_rusnadi@polsri.ac.idIda Febrianaida.febriana@polsri.ac.id<p>Sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dapat berasal dari biji jarak dan biji kapuk, dimana nilai kalor masing-masing sebesar 8498 kal/gr dan 5758 kal/gr. Dalam hal ini, dilakukan penelitian dengan metode pirolisis yang bertujuan untuk menentukan pengaruh penggunaan jumlah katalis serta perbedaan rasio bahan baku biji jarak dan biji kapuk terhadap <em>syngas </em>untuk dilakukan perbandingan penelitian ini dengan penelitian sejenis dan <em>biochar </em>dengan mengacu pada standar mutu SNI 1683:2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode eksperimental dari variabel bebas dan terikat yang tergolong kedalam data primer. Variabel bebas diantaranya variasi rasio biji jarak dan biji kapuk serta jumlah katalis zeolit, sedangkan variabel terikat yaitu massa bahan baku dan temperatur operasi. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran kepustakaan. Produk <em>syngas </em>yang diperoleh dianalisis komposisi <em>syngas</em> dengan <em>multi gas detector analyzer</em>, sedangkan pada produk <em>biochar </em>dilakukan analisis proksimat dan nilai kalor. Pada penelitian ini diketahui bahwa, perbedaan rasio bahan baku serta peningkatan jumlah katalis dari 3% menjadi 5% berpengaruh terhadap produk hasil pirolisis. Pada produk <em>biochar, </em>diperoleh nilai kalor tertinggi sebesar 6513,46 kal/gr di variasi komposisi 50% biji jarak, 50% biji kapuk, dan 5% katalis. Hasil tersebut telah memenuhi standar arang kayu SNI 1683:2021. Pada <em>syngas</em>, diperoleh persentase CH<sub>4</sub> tertinggi di variasi komposisi 75% biji jarak, 25% biji kapuk, dan 5% katalis yaitu 45%.</p> <p><strong> </strong></p>2024-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Syahputri Aprellia Syahputri, Irawan Rusnadi, Ida Febrianahttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/16048Drying Chips Alat Pengeringan Kemplang Khas Palembang Berbasis Teknologi Solar Drying Pada Sentra Produksi Kemplang Keluruhan Lima Ulu Laut2024-07-16T13:07:20+00:00Indah pratiwiindahp@polsri.ac.idBimo Pamungkasbimo@gmail.comTria Apriyantitriaa@gmail.comPelid Sandi Prawatapelid@gmail.comPaisalPaisal@gmail.comDian Kurnia Saridian@gmail.com<p>Penjemuran kerupuk kemplang bergantung kondisi cuaca sehingga laju waktu pengeringan kerupuk kemplang pada UMKM kerupuk kemplang lebih lama saat musim hujan, menyebabkan produk lembab dan berjamur. Tujuan peneliti membuat alat pengering panel surya ini agar kemplang lebih cepat kering dengan kadar air lebih rendah. Metode yang digunakan jenis data primer menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil pengujian kadar air kerupuk kemplang dengan perbandingan pengeringan menggunakan <em>drying chips </em>dengan <em>direct sun drying</em> yaitu, untuk waktu pengeringan kemplang dengan diameter 3,93 cm jika menggunakan <em>direct sun drying</em> memerlukan waktu 3 hari sedangkan jika menggunakan <em>drying chips hanya </em>memerlukan waktu 1 hari pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa <em>drying chips </em>mampu mengeringkan kemplang lebih cepat.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Laju waktu pengeringan, Panel surya, <em>Drying chips</em></p>2024-08-11T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 indah pratiwi polsri Indah, Bimo Pamungkas, Tria Apriyanti, Pelid Sandi Prawata1, Paisal, Dian Kurnia Sarihttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/16137Pengaruh Air Daur Ulang dalam Hydrothermal Treatment Biomassa Benih Kacang Panjang (Vigna Sinensis L) terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Fisik Produk Cair2024-07-16T12:55:04+00:00Devi Kurnia Saridevi.kurnia@eng.unila.ac.idRosalia Dwi WerenaRosalia@gmail.com<p>Dalam dunia industri pertanian, biomassa menjadi produk samping yang sangat berlimpah dan dapat menjadi sumber energi dalam proses konversi. Salah satu biomassa berasal dari benih kacang panjang tidak layak atau <em>rejected</em> sehingga berakhir menjadi limbah padat. <em>Hydrothermal Treatment</em> merupakan salah satu teknik konversi biomassa menghasilkan sumber energi namun kendala dari proses <em>hydrothermal treatment</em> adalah produk samping berupa air dari proses pemanasan yang berlebihan serta mengandung beberapa senyawa kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan senyawa pada air dari hasil produk samping <em>hydrothermal treatment</em> biomassa benih kacang panjang dengan daur ulang air (<em>recycle</em>) sebagai tambahan untuk proses selanjutnya sebanyak 250 mL dan dilakukan 5 kali <em>recycle</em> dengan variasi temperatur yang digunakan 200℃ dan 220℃, rasio biomassa dan air sebesar 1:5 dengan <em>residence time</em> selama 60 menit. Hasil produk cair yang dianalisis dengan <em>Gas Chromathography Mass Spectrometry</em> menunjukkan bahwa kandungan senyawa 11-Octadecanoic Acid terdeteksi pada suhu 200℃ dan 220℃ pada daur ulang pertama dan kelima.</p>2024-07-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Devi Kurnia Sari, Rosalia Dwi Werenahttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/14541Pengaruh Karbon Aktif Tempurung Kelapa dan Karbon Aktif Industrial Terhadap Parameter Ammonia Pada Danau Sipin2024-05-23T16:26:12+00:00Ikbal Oktaviansyahomaopagroup@gmail.comAntonius Yudhis HindriarsanaAntonius@gmail.comHusnahhusnahpgri@gmail.comAgus Wahyudiagus@gmail.com<p>Air danau merupakan potensi sumber bahan baku air bersih yang harus diolah terlebih dahulu, salah satunya adalah danau sipin. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui karakteristik karbon aktif tempurung kelapa dan karbon aktif industrial, (2) untuk mengetahui pengaruh karbon aktif tempurung kelapa dan karbon aktif industrial terhadap parameter ammonia pada air danau sipin. Karbon aktif dari tempurung kelapa mendapatkan nilai terbaik pada hasil karakteristik kadar air 2,40% dibanding karbon aktif industrial 2,85%, sedangkan untuk karbon aktif industrial mendapatkan niai terbaik pada karakteristik kadar abu 3,90%, kadar karbon terikat 78,03%, kadar zat terbang 18,70%, daya serap terhadap iodium 800,10 mg/gr dibanding karbon aktif tempurung kelapa yaitu kadar abu 6,36%, kadar karbon terikat 65,70%, kadar zat terbang 20,21%, daya serap terhadap iodium 780,40%. Karbon aktif dari tempurung kelapa dan karbon aktif industrial telah memenuhi SNI-06-3730-1995 untuk karakteristik. Karbon aktif tempurung kelapa memiliki pengaruh penurunan parameter ammonia terhadap air danau sipin sebesar 0,444 mg/l menjadi 0,153 mg/l sedangkan karbon aktif industrial memiliki pengaruh penurunan parameter ammonia pada air danau sipin sebesar 0,444 mg/l menjadi 0,080 mg/l. karbon aktif industrial merupakan karbon aktif terbaik dalam menurunkan kadar ammonia dibandingkan dengan karbon aktif tempurung kelapa. Karbon aktif tempurung kelapa dan karbon aktif industrial berpengaruh terhadap penurunan kadar ammonia pada air danau sipin serta telah memenuhi baku mutu PP No.22 Tahun 2021 (LampiranVI) sebesar maksimal 0,20 mg/l.</p>2024-07-11T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ikbal Oktaviansyahhttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/15445Pengujian 3 Tipe Blade Turbin Angin Poros Horizotal Dengan Sudut Kemiringan 12° dan Kecepatan Angin 3 Sampai 5 m/s Menggunakan NACA 64082024-07-03T04:37:09+00:00Muhammad Halilmuhammadhalil87@gmail.comErizalErizal@gmail.comLelawatillwtnaz@yahoo.com<p>Energi terbarukan merupakan energi yang akhir-akhir ini banyak digunakan untuk menggantikan energi yang berasal dari fosil, selain energi terbarukan bersifat tidak terbatas dan dapat diperbaharui lagi, hal ini menjadi salah satu keunggulan dari energi terbarukan. Sumber energi terbarukan dapat berasal dari sinar matahari, aliran sungai dan angin. Diantara beberapa pilihan tersebut, Indonesia memiliki potensi angin yang bagus. Indonesia memiliki potensi angin yang bagus. Dimana perbedaan tekanan udara akan menghasilkan hembusan angin sehingga dapat dibuat alat rekayasa angin untuk memanfaatkannya seperti kincir angin. Kincir angin dapat mengubah angin menjadi energi listrik dengan prinsip angin akan menggerakan sudu-sudu kincir angin yang terhubung dengan poros generator tersebut dihasilkanlah energi listrik dari putaran kincir.angin. oleh sebab itu angin dapat untuk mennggerakan turbin angin. Pengujian di lakukan pada turbin angin poros horizontal dengan menggunakan 3 tipe blade Naca 6408 Taper, Inverse Taper, dan Taperlees diameter turbin 1000 mm, kemiringan turbin α= 12<sup>o</sup> pengujian dilakukan dengan kecepatan aliran angin 3 sampai 5 m/dt. Dari hasil pengujian di dapat Koefisien Daya dan Koefisen Torsi kecepatan angin 3,3 m/dt tertinggi pada tipe blade inverse taper nilai C<sub>Tmax</sub> = 0,177, Koefisen Daya C<sub>Pmax </sub>= 0,285.</p>2024-07-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Muhammad Halil, Erizal, Lelawatihttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/15348Potensi Biomassa Laut Asal Pulau Timor Sebagai Bahan Baku Produksi Bioetanol Untuk Mengatasi Masalah Krisis Energi Dalam Mewujudkan Substainble Development Goals 7 2024-06-03T22:16:56+00:00Mikson Nahakmiksh@gmail.comSefrinus Maria Dolfi Kolostefanius@gmail.comPatrisius Maryanto Briapatrisbria11@gmail.com<p>Pantai Atapupu dan Pantai Bolok yang berada di pulau Timor NTT sangat melimpah akan biomassa<br />lautnya. Namun kelimpahan biomassa laut yang ada di pulau Timor NTT tidak dimanfaatkan oleh<br />masyarajat setempat sebagai bahan pangan dan masyarakat setempat hanya menganggap sebagai<br />limbah yang merusak estetika pantai. Namun jika ditelusuri kandungan karbohidrat dari biomassabimassa</p> <p>tersebut sangat tinggi yakni mencapai 77%. Kandungan yang tinggi ini sangat berpotensi<br />untuk dikonversi menjadi bioetanol melalui proses hidrolisis menggunakan katalis asam, fermentasi<br />dan pemurnian (distilasi) untuk mengatasi masalah krisis energi dalam mewujudkan substainble<br />development goals 7. Metode yang tepat untuk konversi biomassa laut yang berada di pulau Timor<br />NTT yakni hidrolisis menggunakan katalis asam sulfat 3%, waktu pemanasan 50 menit, suhu<br />pemanasan 150<br />C untuk menghasilkan kadar gula berkisar hingga 97,1 g/L. Sedangkan fermentasi<br />terbaik dilakukan selama 7 hari menggunakan konsentrasi inokulum ragi 12% pada pH 4,5 untuk<br />memperoleh bioetanol dengan konsentrasi berkisar hingga 43,40%. <br />0</p>2024-07-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Mikson Nahak, Sefrinus Maria Dolfi Kolo, Patrisius Maryanto Briahttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/15124Analisa Viskositas, Densitas, Dan Kandungan Air Pada Pelumas Bekas Yang Dijadikan Bahan Bakar Solar2024-05-23T16:21:55+00:00Surya Hatinasurya.hatina@gmail.comDewi Putri YuniartiDewi@gmail.comKemas Diaz GistaraKemas@gmail.comRia KomalaRiiakomal@gmail.com<p>Penggunaan pelumas kendaraan telah menjadi kebutuhan yang wajib dipenuhi tiap bulan atau pun rutin diganti paling lama setahun. Tidak acap kali bahwa penggunaan pelumas kendaraan begitu luas dari penggunaan mesin kendaraan, baik kendaraan ringan maupun berat sekalipun. Banyak kasus permasalahan terkait tentang pembuangan pelumas bekas langsung ke lingkungan tanpa adanya treatment yang di lakukan. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan kembali pelumas bekas menjadi bahan bakar solar, dengan memakai bahan kimia tambahan H2SO4 dan NaOH. Pelumas yang dipakai adalah pelumas kendaraan roda dua, Honda AHM Oil MPX 1 10W-30 API SL 4T menggunakan pemanas dehydrator 90°C. Variabel yang digunakan yaitu volume pelumas bekas 50 mL, 75 mL dan 100 mL. Penambahan NaOH 5 gr, 8 gr, dan 10 gr, dan H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub> 96% 5 mL, 8 mL, dan 10 mL. Parameter yang diamati adalah massa jenis (density), kekentalan zat (viskositas), dan kadar air (moisture). Dari analisa yang dilakukan didapatkan hasil terbaik dari beberapa sample uji, dengan nilai massa jenis 0,8267 g/cm3 pada nomor sample 2. Kekentalan zat 16,233 cP pada nomor sampel 2. Dan kadar air 0,51% pada nomor sampel 9.</p>2024-07-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Surya Hatina, Dewi Putri Yuniarti, Kemas Diaz Gistara, Ria Komalahttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/15012Produksi Gas Hidrogen Dengan Proses Elektrolisis Air Laut Ditinjau Dari Konsentrasi KOH2024-04-24T03:27:49+00:00daffa zulfanydaffazulfany@gmail.comErlinawatierlinawtai@gmail.comAgus Manggalaagus@gmail.comIndah Pratiwiindahpratiwi@gmail.com<p>Krisis energi bukan hanya menjadi isu di dunia, tetapi juga menjadi isu di Indonesia. Salah satu energi terbarukan dan ramah lingkungan yang berpotensi untuk dikembangkan ialah Hidrogen. Metode elektrolisis air adalah salah satu teknik pemisahan senyawa oksigen(O<sub>2</sub>) dan hidrogen(H<sub>2</sub>) yang terdapat pada air(H<sub>2</sub>O) dengan bantuan arus listrik yang merupakan teknologi yang bebas emisi, namun untuk mempercepat reaksi dan produksi hidrogen di butuhkan bantuan katalis agar dapat menghemat waktu reaksi dan meningkatkan produksi gas hidrogen. Dalam penelitian ini, dilakukan produksi gas hidrogen dengan menggunakan bahan baku air laut dengan penambahan elektrolit KOH dan variasi tegangan. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah 0,005: 0,011; 0,017 dan 0,023 serta variasi tegangan 10 V, 11 V, dan 12 V. Dari hasil penelitian, produksi gas hidrogen teremdah pada konsentrasi 0,005 M dan tegangan 10 V yaitu sebesar 27,27 ml, sedangkan produksi gas tertinggi pada konsentrasi 0,023 M yaitu sebesar 122,29 ml. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan elektrolit maka semakin besar gas hidrogen yang dihasilkan,efisiensi elektrolisis semakin meningkat dikarenakan jumlah energi yang digunakan sebanding dengan jumlah hidrogen yang dihasilkan. efisiensi terendah pada konsentrasi 0,005 M dan tegangan 10 V yaitu sebesar 23,44 % dan tertinggi pada konsentrasi 0,023 dan tegangan 12 V yaitu sebesar 46,72 %.</p>2024-07-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 daffa zulfany, Erlinawati, Agus Manggala, Indah Pratiwihttps://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/14774Analisis Kadar Kalsium Oksida (CaO) Pada Batu Karang Di Pulau Kelagian Kecil Lampung 2024-05-23T15:49:20+00:00Komiskomis@gmail.comleni legasarilenilegasari_uin@radenfatah.ac.idAmiliza MiartiAmiliza@gmail.comTantri OktariTantri@gmail.comYuni MelwaniYuni@gmail.com<p>Batu karang memiliki kandungan kalsium karbonat (CaCO<sub>3</sub>) tinggi mencapai 95% yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber kalsium oksida. Kalsium Oksida (CaO) dapat diperoleh dari CaCO<sub>3 </sub>melalui reaksi dekomposisi pada suhu tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar CaO pada batu karang dan mengetahui karakteristik gugus fungsi CaO pada batu karang. Batu karang yang telah dihaluskan dikalsinasi pada suhu 700°C selama 2 jam, kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR. Hasil penelitian menunjukkan kadar CaO dari ketiga sampel yaitu 11,1552%; 10,5504 % dan 8,5568 %, dan hasil analisis karakterisasi menggunakan FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi CaO pada ketiga sampel yang berada didekat daerah sidik jari, yaitu pada bilangan gelombang 871 cm<sup>-1</sup>; 866 cm<sup>-1</sup> dan 871 cm<sup>-1</sup>.</p>2024-07-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Komis, leni legasari, Amiliza Miarti, Tantri Oktari, Yuni Melwani