Hasil Tangkapan dan Laju Tangkap Rebo di Sungai Muara Batun Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Authors

  • Makri Makri Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluh Perikanan Palembang

DOI:

https://doi.org/10.31851/sainmatika.v15i2.2370

Keywords:

rebo, catch rate, estuary river, Batun

Abstract

Rebo fishing gear is classified as a type of fishing gear that produces lots of fish. The problem on rebo  fishing gear is low selectivity on catch product. This condition has caused the catching product dominated by small fishes. The objective of this research is to know the kind of fishing product and fishing rate of rebo. The research used field observation method through interview and direct observe on February, April, July and September 2016. Fishing activity used rebo where wooden branches are placed on the edge of middle of the shallow River and arranged in the bottom  waters with an area of 7.5 to 300 m2, then the surfaceof the waters and then put water hyacinth (Eichhornia crassipes). The research shown the fishing rate of rebo is 28.4 – 48.5 kg/day, 36.9  kg/day for average. The fish production have highest fishing rate than shrimp fishing rate. The fishing rate of fish is 23.28 kg/day or 63%, and fishing rate for shrimp is 12.94 kg/day or 35%, and fishing rate of baycatch product (buntal, snake, baby crab, and cucumber sea) are 0.92 kg/day or 2.48%. Biomass proportion of fish have dominated by Lundu fish (Mystus sp) with 20.66 %, the shrimp dominatede by Galah shrimp (Macrobrachium rosenbergii) with 7.11%.

 

ABSTRAK

 

Alat tangkap rebo tergolong jenis alat tangkap yang banyak menghasilkan ikan. Permasalahan pada perikanan rebo adalah rendahnya selektivitas alat tangkap ini terhadap hasil tangkapan. Kondisi ini mengakibatkan hasil tangkapan didominasi ukuran kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan dan laju tangkap rebo. Penelitian dilakukan dengan metode observasi lapangan melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap hasil tangkapan rebo yang beroperasi di sungai muara Batun. Pengamatan lapangan dilakukan bulan  Februari, April, Juli dan September 2016.  Kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap rebo dimana ranting kayu diletakkan di tepi atau tengah Sungai yang dangkal dan disusun di dasar perairan dengan luas 7.5 hingga 300 m2, kemudian dipermukaan perairan lalu diletakkan eceng gondok (Eichhornia crassipes). Hasil penelitian menunjukan bahwa  kisaran laju tangkap rebo  28.4 – 48.5 kg/hari, rata-rata 36.9 kg/hari. Hasil tangkapan ikan memiliki laju tangkap lebih tinggi dibanding laju tangkap udang. Rata-rata laju tangkap ikan  23.28 kg/hari atau 63 %, laju tangkap  udang 12.94 kg/hari atau 35 %, dan laju tangkap sampingan yang dibuang 0.92 kg atau 2.48 % dari total laju tangkap. Proporsi biomas hasil tangkapan ikan didominasi ikan Lundu (Mystus sp) 20.66% dan udang didominasi udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)  7.11%.

 

Kata kunci : rebo, laju tangkap, sungai muara, Batun

References

Anonim. (2014). Curah hujan bulanan Kabupaten Banjar. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Banjarbaru.

Anonimuos, 1998. Indentification Guide for Fishery Purposes. FAO. 1998.

Efriyeldi (1999). Sebaran spasial karakteristik sedimen dan kualitas air muara sungai Bantan tengah Bengkalis, kaitannya dengan budidaya KJA. Jurnal Natur Indonesia, 2(1).

Husnah, D. Oktaviani. Khoirul F dan Makri. (2001). Identifikasi Dampak Berbagai Intensitas Budidaya Ikan di Perairan Umum Terhadap Kegiatan Penangkapan dan Ekosistem. Laporan Teknis. Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang. 14 hal.

Kottelat, M; A.J Whitten; S.N Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo, (1993). Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan air tawar Indonesia bagian Barat dan Sulawesi). Periplus Edition-Proyek EMDI. Jakarta

Makri, Fatah. K, dan Husnah (2006). Penangkapan Ikan Menggunakan Jaring Arat Dengan Rebo Di Sungai Komering Bagian Hilir Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perikanan, 4(1), 45-52.

Peristiwady. T, (2006). Ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia. Petunjuk Identifikasi. LIPI Press.

Rohayati, T, Zulkifli, H. dan Husnah. (2003). Produktivitas Primer dan Komunitas Plankton di Danau Buatan Kawasan Pemukiman Ogan Permata Indah Jakabaring Palembang. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perikanan, 1(1), 1-14.

Rupawan dan Dharyati. E. (2009). Upaya, laju tangkap dan analisis usaha penangkapan udang pepeh (Metapenaues ensis) dengan tuguk baris (filtering divice) di perairan Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap, 2(5).

Rupawan. (2013). Pemanfaatan Sumber daya Ikan di perairan muara sungai Barito Kalimantan Selatan. Makalah seminar hasil penelitian. Puslitbang Perikanan dan Konservasi Sumber daya ikan. Jakarta 20134.

Samuel dan Aida, S.N. (2004). Limnobiologi Perairan Musi Bagian Hulu di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perikanan, 2(1), 23-32.

Supriharyono, (2007). Pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkesinambungan dan ramah lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Perikanan. Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya. Palembang.

Suyasa. N.I, M.Nurhudah, S.Rahardjo. (2010). Ekologi Perairan. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Penerbit STP Press. Jakarta.

Tarp.T.G. and P.J.Kailola. (2009). Trawled Fishes of Southtern Indonesia and Northwestern Australia. The Directorate General of Fisheries, Indonesia.

Downloads

Published

2018-12-31