STUDI VEGETASI MANGROVE SEBAGAI UPAYA PENGENALAN POTENSI KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM ESTUARI

Authors

  • Yetty Hastiana

DOI:

https://doi.org/10.31851/sainmatika.v6i1.787

Abstract

Salah satu ekosistem yang termasuk dalam ekosistem lahan basah pesisir (coastal lowlands) adalah estuari. Ekosistem ini dipengaruhi pasang surut air laut. Ekosistem estuari dengan vegetasi mangrovenya dikenal produktif, tetapi peka terhadap gangguan dan degradasi. Pada beberapa daerah, penyebab degradasi adalah kenaikan muka air laut (global warming efect), depresi sedimen dan perubahan hidrologis. Indonesia termasuk dalam kawasan di Asia Pasifik yang mempunyai lahan basah dengan biodiversity mangrove yang tinggi, salah satunya di Pantai Timur Sumsel, khususnya kawasan Sembilang, Banyuasin. Ekosistem mangrove dikenal sebagai pensubsidi energi, potensi mangrove yang menawarkan manfaat, menyebabkan keberadaannya tidak sepi dari pengrusakkan. Meskipun sebagian kawasan, termasuk dalam kawasan konservasi, namun tekanan terhadap kawasan ini terus meningkat. Bentuk aktivitasnya antara lain: pemanfatan hasil hutan dan perubahan laju alih fungsi hutan menjadi: lahan budidaya, tambak, kawasan industri, pengembangan infrastruktur (pelabuhan); pengembangan kawasan kota pesisir pantai (coastal city). Terganggunya ekosistem mangrove, dalam skala global berdampak pada punahnya biodiversity teresterial dan aquatik, berdampak pada kehidupan masyarakat. Melihat kemungkinan munculnya konflik, perlu dilakukan studi pengelolaan. Alternatif pengelolaan membangun konsep pengelolaan berkelanjutan. Konsep ini menunjukkan modifikasi pemanfaatan dengan memberikan keuntungan kontinu, sedang sifat alami seperti jaring makanan dan proses ekologis terpelihara. Pengelolaan diarahkan pada mempertahankan optimalisasi pemanfaatan dengan tetap menjaga keberlanjutan ekologi.

Downloads

Published

2009-06-01