https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/issue/feed Jurnal Sitakara 2024-08-06T00:00:00+00:00 Rully Rochayati rully_iranius@yahoo.com Open Journal Systems <p style="font-size: 15px;" align="justify"><a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1455753876&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">ISSN 2502-6240 (Print)</a> | <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1515998450&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">ISSN 2620-3340 (Online)</a></p> <p style="font-size: 15px;" align="justify">Jurnal Sitakara is a Journal of Pendidikan Seni dan Seni Budaya to provides a forum to publish original research-based articles related to art education dan culture. Those scientific articles are the ones that discuss culture art and philosophy of art, curriculum, methodology, teaching, and learning media, learning approaches, comparison, character education, teachers/lecturers, students, evaluation in art education, and the relationship between art and culture in human.</p> https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/14823 Makna Simbolis Kesenian Sandul di Dusun Kwadungan Kabupaten Temanggung 2024-08-05T07:18:05+00:00 Bayu Putra Bhagaskara bputrabhagaskara04@gmail.com Slamet MD mdslamet2008@yahoo.co.id <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna simbolis kesenian Sandul di Dusun Kwadungan, Kabupaten Temanggung. Permasalahan penelitian adalah bagaimana bentuk kesenian Sandul di Dusun Kwadungan, Kabupaten Temanggung dan bagaimana makna simbolis kesenian Sandul di Dusun Kwadungan, Kabupaten Temanggung. Teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan bentuk menggunakan teori Slamet MD, yaitu secara mikro pertunjukan dapat dilihat secara teks tentang lingkup pembentuk tari, mulai dari gerak, penari, tata rias busana, pola lantai, musik tari, dan tempat pementasan<strong>. </strong>Pengungkapan makna simbolis dalam penelitian ini menggunakan teori Talcott Parsons yang dikutip Harsja W. Bachtiar dalam artikel “Birokrasi dan Kebudayaan” dikatakan bahwa kebudayaan sebagai suatu sistem simbol di dalamnya memuat kepercayaan (konstitutif), pengetahuan, kognitif, nilai moral, dan ekspresi. Penelitian menggunakan pendekatan etnokoreologi. Langkah penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil menunjukan bentuk kesenian Sandul tersusun atas gerak, penari, tata rias busana, pola lantai, musik tari, dan tempat pementasan, sedangkan makna simbolis meliputi kepercayaan (konstitutif), pengetahuan, kognitif, nilai moral, dan ekspresi.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Kesenian Sandul; Makna Simbolis</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>This research aims to describe the symbolic meaning of Sandul art in Kwadungan Hamlet, Temanggung Regency. The research problem is what the form of Sandul art is in Kwadungan Hamlet, Temanggung Regency and what is the symbolic meaning of Sandul art in Kwadungan Hamlet, Temanggung Regency. The theory used to answer the problem of form uses Slamet MD's theory, namely from a macro perspective, dance can be seen from the form in which the dance is performed both socially, historically and semiotically. Revealing symbolic meaning in this research uses Talcott Parsons' theory quoted by Harsja W. Bachtiar in "Bureaucracy and Culture" which states that culture as a symbol system contains beliefs (constitutive), knowledge, cognition, moral values and expression. The research uses an ethnochoreological approach. The research steps taken in collecting data were obtained through observation, interviews and literature study. The results show that the Sandul art form is composed of movement, dancers, fashion make-up, floor patterns, dance music, and performance venues, while the symbolic meaning includes belief (constitutive), knowledge, cognitive, moral values and expression.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Sandul Art; Symbolic Meaning</em></p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Bayu Putra Bhagaskara, Slamet MD https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/14785 PROSES KREATIF PENCIPTAAN TARI KIDUNG TLEDHEK ADAPTASI TAYUB TULUNGAGUNG 2024-08-05T07:14:49+00:00 Juana Jihan Saputri juanajihansaputri705@gmail.com Anggono Kusumo Wibowo anggono@isi.ska.ac.id <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kreatif penciptaan karya tari Kidung Tledhek. Masalah difokuskan pada (1) Bagaimana bentuk koreografi tari Kidung Tledhek? (2) Bagaimana proses penciptaan tari Kidung Tledhek?. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori dari Sumandiyo Hadi dalam bukunya yang berjudul Aspek-aspek koreografi kelompok, terdapat 10 elemen yang terdiri dari gerak, ruang, iringan musik, judul, tema, jenis tari, jumlah penari, tata rias dan busana, tata cahaya/ lighting, dan properti. Untuk membahas proses kreatif penciptaan menurut Prof. Dr. Sri Rochana tahapan penciptaan seni meliputi tehnik, eksplorasi, dan penyajian. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan koreografi yang ditekankan pada pengumpulan data, studi pustaka, wawancara, dan pengamatan oleh penulis. Hasil penelitian menunjukan bentuk koreografi berasal dari unsur tradisi namun dalam penggarapan karya tari ini menghasilkan suatu koreografi yang memberi nuansa baru.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: bentuk, kreativitas, koreografi.</p> <p> </p> <p><strong>Abstractions </strong></p> <p><em>This research aims to determine the creative process of creating the Kidung Tledhek dance work. The problem focuses on (1) What is the form of the Kidung Tledhek dance choreography? (2) What is the process of creating the Kidung Tledhek dance?. In order to approach this problem, refer to the theoretical reference from Sumandiyo Hadi in this book entitled Aspects of groups choreography, there are 10 elements consisting of movement, space, musical accompaniment, title, theme, type of dance, number of dancers, make-up and clothing, set lighting/lighting, and properties. To discuss the creative creation process according to Prof. Dr. Sri Rochana, the stages of creation include technical art, exploration and presentation. This research method uses a qualitative research type with a choreographic approach which emphasizes data collection, literature study, interviews and observation by the author. The reseach result show that the form of choreography comes from traditional elements, but in producing this dance work, a choreography that gives a new nuance is produced.</em></p> <p><strong>Keyword</strong>: form, creativity, choreography.</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Juana Jihan Saputri, Anggono Kusumo Wibowo https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/13759 Analisis Kebutuhan Evaluasi Pembelajaran Unsur Dalam Tari Merak Bagi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama Berbasis Crossword Puzzle 2024-08-05T07:20:07+00:00 Ani Nur Auliyatun Latifah ifahauliya110@gmail.com Wahyu Lestari wahyupyarlestari@mail.unnes.ac.id <p><em>This research to create innovative learning in creative evaluation through a crossword puzzle. The problem is focused on the fact that teachers still use conventional or paper-based learning evaluation models. To approach this issue, Sugiyono's theory on Evaluation is used as a reference for conducting the research. The learning evaluation process was carried out at SMP IT INSAN CENDEKIA to analyze the needs of students and teachers in the learning evaluation process at the school. The research method used is Research and Development (R&amp;D), which will produce an online-based learning evaluation innovation. Data was collected through qualitative research used to capture art learning evaluation assessment data conducted by teachers using observation, interviews, and documentation data collection techniques. The data was analyzed descriptively qualitatively. Quantitative research was used to test the validity and reliability of the products to be produced. The results of the research show that the wordwall puzzle is very practical for use by students of SMP IT INSAN CENDEKIA in the learning evaluation process, with 22 out of 24 students able to understand and use this application effectively. This study concludes that the online-based crossword puzzle learning evaluation model can provide new innovations in the evaluation process and has a high level of effectiveness&nbsp;and&nbsp;efficiency.</em></p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ani Nur Auliyatun Latifah, Wahyu Lestari https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/14882 BENTUK DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA TARI ABHIMANTRA PADA KOMPETISI FESTIVAL KESENIAN INDONESIA 2023 DENPASAR BALI 2024-08-05T07:24:45+00:00 Anastasya Kusuma Wardani anastasyaaakw@gmail.com Soemaryatmi Soemaryatmi soemaryatmi18@gmail.com <p>Penelitian bertujuan menjelaskan secara analitik tentang sebuah proses penciptaan karya tari dalam konteks kompetisi atau perlombaan FKI 2023 yang membuka peluang pada mahasiswa terbaik di Institut perguruaan tinggi seni, untuk tampil sebagai juara. Melihat fakta-fakta proses penciptaan karya tari Abhimantra yang diciptakan dalam konteks perlombaan ini, menarik untuk dibahas secara ilmiah karena membuka wacana untuk memahami bentuk karya dan proses penciptaannya dalam konteks perlombaan, yang karakternya selalu berada dalam tekanan psikologis untuk menang, mewakili kelompok atau institusi, dan kreatif dalam ruang sempit aturan-aturan lomba. Rumusan permasalahan pada tulisan ini adalah mempertanyakan 1) bentuk Karya Tari Abhimantra dan 2) proses penciptaan Karya Tari Abhimantra. Metode penelitian artikel yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan penggalian data pengamatan partisipatif karena penulis adalah penari dalam karya Abhimantra. Penelitian ini menggunakan teori analisis Sumandiyo Hadi tentang bentuk dan proses penciptaan karya tari dan teori analisis Ahimsa Putra tentang teks dan konteks karya seni. Melalui penelitian ini disimpulkan bahwa 1) Karya tari Abhimantra adalah karya tari bentuk duet atau pasangan yang menggunakan konsep garap tari surealis bersumber dari pengembangan vokabuler Gaya Surakarta, ekplorasi gerak-gerak volume besar, gerak ekstrim yang beresiko, dan ekplorasi unsur pendukung koreografi seperti tata busana, rias, tata cahaya, serta musik, 2) penciptaan karya tari ini tidak bisa leluasa karena harus mengikuti Juknis lomba, dan 3) secara psikologis penciptaan tari ini di bawah tekanan keinginan untuk memenangkan perlombaan dan 4) karya tari Abhimantra koreografi yang khas dalam konteks kepentingan perlombaan. Penulisan artikel ilmiah ini memandang bahwa, pada proses penciptaan karya tari Abhimantra adalah kreativitas yang harus mencurahkan lebih banyak energi kreatif agar mampu mewujudkan karya tari yang berhasil dalam konteks perlombaan.</p> <p>Kata kunci: Karya Tari; Kompetisi; Bentuk; Proses Penciptaan; Teks dan Konteks.</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Anastasya Kusuma Wardani, Soemaryatmi Soemaryatmi https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/8382 ADAT PERNIKAHAN MUKUN TANDANG SUJUD 2024-08-05T07:26:58+00:00 Eggi Ajiasta eggiaaa29@icloud.com Nurdin Nurdin nurdin.cool43@gmail.com Silo Siswanto silo.guitar@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan informasi yang jelas tentang Prosesi Tradisi Adat Pernikahan “Mukun Tandang Sujud” Di Daerah Pali Desa Gunung Menang. Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tradisi Adat Pernikahan “Mukun Tudung Sujud” di Daerah Pali Desa Gunung Menang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah prosesi adat pernikahan Mukun Tandang Sujud di Daerah Pali Desa Gunung Menang yang meliputi jingok rasan, seserahan, magike mukun, mipis bumbu, akad nikah, resepsi dan tandang sujud. Informasi dalam penelitian ini mencakup kedua mempelai pengantin dan kedua orang tua mempelai pengantin.Kajian Ini menyimpulkan bahwa Mukun berarti meminta, yang di minta calon pengantin perempuan kepada calon pengantin laki-laki. tradisi mukun tersebut diberikan ketika serah-serahan di kediaman perempuan, jika mendapatkan mukun yang dibagikan dari perempuan itu berserta undangan maka mereka membalasnya dengan memberikan perabotan rumah tangga kepada pengantin perempuan, Tandang Sujud tradisi yang khusus dilakukan oleh pasangan pengantin baru, agar mengetahui sanak saudara baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu dari kedua pasangan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Adat Pernikahan; <em>Makun Tandang Sujud.</em></p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Eggi - Ajiasta https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/14738 Studi Komparatif Tari Topeng Gethak Madura Dan Tari Topeng Kaliwungu Lumajang 2024-08-05T07:37:33+00:00 Maulida Rosiyanti rosiyantimaulida522@gmail.com Slamet MD mdslamet2008@yahoo.co.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa persamaan dan perbedaan bentuk yang ada pada Tari Topeng Gethak dan Topeng Kaliwungu. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana bentuk Tari Topeng Gethak dan Topeng Kaliwungu, dan bagaimana komparatif bentuk Tari Topeng Gethak dan Topeng Kaliwungu. Untuk menjawab permasalahan ini dipergunakan teori dari Slamet MD mengenai bentuk koreografi tunggal yang terdiri dari unsur- unsur gerak tari, penari, tata rias busana, pola lantai, musik tari, dan tempat pementasan, sedangkan untuk menjawab komperatif digunakan teori Goyrs keraf. Teori ini untuk membandingkan Tari Topeng Gethak dan Tari Topeng Kaliwungu. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Data-data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Topeng Gethak dan Kaliwungu merupakan tarian yang berbeda daerah, namun memiliki kesamaan dari akar budayanya yang sama yaitu budaya Madura. Hal ini dikarenakan adanya migrasi masyarakat Madura ke Lumajang pada tahun 1830.</p> <p>Kata Kunci: Studi Komparatif, Tari Gethak, Tari Topeng Kaliwungu.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p>This research aims to analyze the similarities and differences of forms between Gethak Mask Dance and the Kaliwungu Mask Dance. The problem of this research is what the forms of Gethak Mask Dance and Kaliwungu Mask Dance are, and how the forms of Gethak Mask Dance and Kaliwungu Mask are comparative. To answer this problem, Slamet MD's theory regarding a single choreographic form consisting of elements of dance movements, dancers, fashion make-up, floor patterns, dance music and performance venues is used, while for a comparative answer, Goyrs Keraf's theory is used. This theory is to compare the Gethak Mask Dance and the Kaliwungu Mask Dance. The research method used is a qualitative method with an ethnochoreological approach. Data was collected through observation, interviews, literature study and analyzed descriptively. The results of this research show that the Gethak and Kaliwungu Mask Dances are dances from different regions, but have similarities in the same cultural roots, namely Madurese culture. This is due to the migration of Madurese people to Lumajang in 1830.</p> <p>Keywords: Comparative Study, Gethak Dance, Kaliwungu Mask Dance.</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Maulida Rosiyanti, Slamet MD https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/14907 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: REPRESENTASI FEMINISME TOKOH DRUPADI DALAM PULUNG GELUNG DRUPADI KARYA WASI BANTOLO 2024-08-05T07:40:26+00:00 Luh Elvina luhelvina26@gmail.com Matheus Wasi Bantolo wasibantolo2@gmail.com <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Karya Drama Tari dan Musikal Pulung Gelung Drupadi adalah sebuah karya yang digarap oleh seniman asal Jawa Tengah yaitu Wasi Bantolo dan dipentaskan pada tahun 2014. Karya ini menceritakan sebuah kisah Dewi Drupadi pada epos Mahabharata yang ketegangan pada keteguhan Dewi Drupadi dalam mempertahankan harga dirinya yang telah ditemui oleh Dursasana dalam permainan dadu. Penelitian ini menggunakan teori feminisme dari Rosemarie Putnam Tong dalam bukunya yang berjudul Feminist Thought (Tong, 2009) sebagai acuan untuk membedah karya drama tari dan musikal Pulung Gelung Drupadi ini. Hasil penelitian ini adalah uraian mengenai bentuk karya Pulung Gelung Drupadi dan analisis tentang aliran feminisme yang terkandung dalam beberapa aspek seperti koreografer dan penggarapan karya Pulung Gelung Drupadi.</span></span></span></span></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><strong>Kata Kunci:</strong> Pulung Gelung Drupadi; Wasi Bantolo; Feminisme.</span></span></span></span></p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Luh Elvina, Matheus Wasi Bantolo https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/14816 Tradisi dan Inovasi Tari Cepetan Karya Bambang Eko Susilohadi di Kabupaten Kebumen 2024-08-05T07:43:24+00:00 Citra Astuti Rahmadani rahmadaniastuti22@gmail.com Slamet MD mdslamet2008@yahoo.co.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tradisi dan inovasi Tari Cepetan karya Bambang Eko Susilohadi di Kabupaten Kebumen. Permasalahan penelitian adalah bagaimana bentuk Tari Cepetan karya Bambang Eko Susilohadi dan bagaimana inovasi tari Cepetan karya Bambang Eko Susilohadi. Teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan bentuk menggunakan teori bentuk Suzanne K. Langer yang terdiri dari motif-motif gerak, urutan sajian, rias dan busana, musik atau iringan, serta tempat pertunjukan, sedangkan eksistensi menggunakan teori TOR atau tantangan organisme respon Slamet MD yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi. Penelitian menggunakan pendekatan etnokoreologi. Langkah penelitian yang akan dilakukan dalam pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, serta studi pustaka. Hasil menunjukan bahwa hasil inovasi dari tradisi kesenian Cepetan Alas menjadi sebuah Tari Cepetan yang meliputi penggarapan bentuk yang dipengaruhi oleh perkembangan dan kebutuhan masyarakat.</p> <p><em>K</em>ata kunci : Tari Cepetan, Tradisi, Eksistensi</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p>This research aims to analyze the traditions and innovations of the Cepetan Dance by Bambang Eko Susilohadi in Kebumen Regency. The research problem is what the form of the Cepetan Dance by Bambang Eko Susilohadi is and how the innovation of the Cepetan Dance by Bambang Eko Susilohadi is. The theory used to answer the problem of form uses Suzanne K. Langer's theory of form which consists of movement motifs, sequence of presentation, make-up and clothing, music or accompaniment, and place of performance, while existence uses the TOR theory or Slamet MD's response organism challenge, which is about the factors that influence existence. The research uses an ethnochoreological approach. The research steps that will be carried out in collecting data are obtained through interviews, observation, documentation and literature study. The results show that the innovation of the Cepetan Alas artistic tradition has become a Cepetan Dance which includes the development of forms that are influenced by the development and needs of society.</p> <p>Keywords: Cepetan Dance, Traditional, Existence</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Citra Astuti Rahmadani, Slamet MD https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/15685 Kostum Tarian Topeng Ireng Kabupaten Magelang Menurut Perspektif Semiotika Charles Sanders Pierce 2024-08-05T07:50:01+00:00 Devina Reza Amelia devinaare@gmail.com Bambang Sulanjari bambangsulanjari@upgris.ac.id Sunarya Sunarya sunaryo@upgris.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari kostum tarian Topeng Ireng. Tarian Topeng Ireng merupakan salah satu kesenian asli daerah Kabupaten Magelang yang masih berkembang sampai saat ini. Dengan metode deskriptif kualitatif, peneliti membahas makna dari kostum dan aksesoris yang dipakai dalam tarian ini. Sumber data berupa hasil observasi dan wawancara secara langsung dengan pengrajin kostum Topeng Ireng. Teori semiotika Charles Sanders Pierce digunakan peneliti sebagai acuan untuk mengupas makna dari kostum dan aksesoris yang dipakai dalam pertunjukan Topeng Ireng. Berdasarkan hasil penelitian, kostum tarian ini memiliki bentuk dan makna yang tidak jauh dari budaya suku Dayak. Kemudian menurut filosofi Jawa kostum ini diibaratkan seperti peribahasa Jawa “Ajining Raga Saka Busana”. Kemudian dari analisis menggunakan teori semiotika Pierce didapatkan tanda, objek, dan interpretan pada kostum tarian topeng ireng. Ditemukan beberapa objek dalam kostum topeng ireng di antaranya <em>kuluk, kace </em>dan<em> rapek, </em>serta<em> krincingan</em>. Kostum tarian ini memiliki peran dalam pertunjukkan tarian di antaranya sebagai identitas karakter tarian, daya tarik visual dan penguatan ekspresi serta gerakan para pemainnya.</p> <p>Kata kunci : Kostum, Topeng Ireng, Perspektif, Semiotika, Pierce</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Devina Reza Amelia, Bambang Sulanjari, Sunarya Sunarya https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/16221 Analisis Bentuk Musik The Phantom of The Opera Pada Marching Band Gita Thata Citra Kencana Dabo Singkep 2024-08-05T07:45:25+00:00 Raja Fitrian Nurkhaliq rajafitriannurkhaliq@gmail.com Uyuni Widiastuti uyunifbs@unimed.ac.id <p>Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Eksistensi Marching Band Gita Thata Citra Kencana Dabo Singkep. 2) Bentuk musik pada lagu The Phantom of The Opera pada Marching Band Gita Thata Citra Kencana Dabo Singkep. Masalah difokuskan pada eksistensi dan bentuk musik. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori eksistensi dan teori bentuk musik (prier). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data-data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan kerja laboratorium dan dianalisis secara mendalam dan detail sesuai dengan teori yang digunakan. Kajian ini menyimpulkan bahwa 1) Marching Band Gita Thata Citra Kencana hingga saat ini masih eksis dikalangan masyarakat Dabo Singkep, 2) bentuk musik yang terdapat pada aransemen The Phantom of The Opera memuat 5 motif asli dengan 4 motif pengembangan, 3 kalimat depan atau antesenden dan 3 kalimat belakang atau konsekwen, yaitu (ax), (by) dan (cz). Aransemen ini adalah bentuk lagu tiga bagian, yaitu A(ax), B(by) dan C(ax).</p> <p>Kata Kunci: <strong>Analisis; </strong><strong><em>The Phantom of The Opera</em></strong><strong>; </strong><strong><em>Marching Band</em></strong><strong>; Dabo Singkep; Eksistensi.</strong></p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Raja Fitrian Nurkhaliq, Uyuni Widiastuti https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/15432 Kolaborasi Seni Tradisional dan Teknologi: Kreativitas dalam Pembelajaran Tari Beriuk Tinjal Melalui Aplikasi TikTok 2024-08-05T07:51:47+00:00 Lale Alia Balqis lalealia1@students.unnes.ac.id Slamet Haryono slametharyono@mail.unnes.ac.id Eko Haryanto ekoharyanto@mail.unnes.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi antara seni tari Beriuk Tinjal dan platform media sosial TikTok dalam meningkatkan kreativitas peserta didik. Beriuk Tinjal, sebagai salah satu bentuk seni tari tradisional Indonesia khususnya pulau Lombok, menghadapi tantangan untuk tetap eksistensi relevan dan menarik bagi generasi muda di era digital. TikTok, sebagai salah satu aplikasi berbagi video yang popular, menawarkan berbagai fitur yang dapat digunakan untuk mengajarkan dan mempromosikan seni tari tradisioanal. Melalui metode studi kasus dan pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis bagaimana penggunaan TikTok dapat meningkatkan kreativitas peserta didik dalam belajar dan mengekspresikan seni tari Beriuk Tinjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi TikTok dalam pembelajaran tari tidak hanya memperkaya pengalaman belajar peserta didik tetapi juga memberikan ruang bagi mereka untuk berinovasi dan mengeintegraikan kembali gerakan-gerakan tari tradisional dalam konteks yang lebih modern dan menarik. Temuan ini mengidentifikasi bahwa kolaborasi antara seni tradisioanl dan teknologi dapat menjadi strategi efektif untuk melestarikan warisan budaya sekaligus mengembangkan kreativitas generasi muda.</p> <p>Kata Kunci: Teknologi; Kreativitas; Tik Tok; Tari <em>Beriuk Tinjal</em>.</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Lale Alia Balqis, Slamet Haryono, Eko Haryanto https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/11081 FENOMENA TRANCE PADA PERTUNJUKAN TARI LENGGER PUNJEN DI SANGGAR RUKUN PUTRI BUDAYA WONOSOBO 2024-08-05T13:37:11+00:00 Nurul Dwi Rahayuningtyas nuruldwirpst@gmail.com Moh. Hasan Bisri hasanbisriunnes@mail.unnes.ac.id <p>Fenomena <em>Trance</em> pada pertunjukan Tari Lengger Punjen merupakan kejadian atau peristiwa yang marak terjadi pertunjukannya di kalangan masyarakat Wonosobo. <em>Trance</em> selalu disajikan dalam dua sajian, yaitu <em>trance</em> secara alami atau sungguhan dan <em>trance</em> secara skenario. Tari Lengger Punjen memiliki ragam gerak yang cukup unik dengan posisi penari perempuan dipunji penari laki-laki atau <em>punjen</em> serta membawa boneka dan payung mengibaratkan sebuah keluarga, selain itu terdapat pula adegan kerasukan atau <em>trance </em>dengan fenomena atau bentuk penyajian diskenario maupun <em>trance</em> sungguhan atau alami. Masalah yang dikaji dalam penelitian yaitu Bagaimana Bentuk Pertunjukan Tari Lengger Punjen di Sanggar Rukun Putri Budaya dan Bagaimana Fenomena Trance Tari Lengger Punjen di Sanggar Rukun Putri Budaya. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan fenomenologi dengan tujuan untuk memahami dan mendeskripsikan Bentuk Pertunjukan dan mengetahui Fenomena <em>Trance</em> secara deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diabsahkan dengan triangulasi, kemudian dianalisis menggunakan tahap-tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Fenomena <em>Trance</em> yang terjadi fleksibel mengikuti permintaan orang yang mempunya hajad yaitu dapat secara alami tanpa rekayasa maupun tampil dengan diskenario.</p> <p>Kata Kunci: Trance; Pertunjukan; Tari Lengger Punjen.</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Nurul Dwi Rahayuningtyas, Moh. Hasan Bisri https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/16108 Proses Penciptaan Tari Belanger di Sanggar Raden Kuning Ogan Ilir 2024-08-05T07:56:43+00:00 Desi Puspita Sari yudhisbms4@gmail.com Irfan Kurniawan irfan.kwn@gmail.com <p>Tari Belanger merupakan karya tari kreasi baru yang mengangkat cerita tradisi nenek moyang terdahulu yang ada di Desa Seri Tanjung, yang menceritakan proses pemandian anak-anak perempuan yang beranjak remaja untuk menghindari masalah ataupun tolak balak. Peneliti melakukan wawancara terhadap koreografer tari Belanger yaitu Ana Nurkadina. Manfaat peneliti ini untuk mengenalkan dan melesetarikan tradisi kesenian yang hampir hilang yang berada di lingkungan sekitar desa Seri Tanjung. Bagi peneliti sejenis supaya bisa menjadi referensi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengambilan dan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini tari Belanger merupakan Proses penciptaan tari Belanger menggunakan metode konstruksi I dan II menurut teori Jacqueline Smith.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Penciptaan; Tari Belanger; Sanggar Raden Kuning.</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Desi Puspita Sari, Irfan Kurniawan https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/8826 BENTUK PENYAJIAN TEATER LEGENDA BUKIT PENDAPE DI FESTIVAL SRIWIJAYA 2024-08-05T02:23:11+00:00 Dianita Puteri Ramadina arthenna951@gmail.com Nugroho NAD arhondhony13@gmail.com Hasan Hasan gimbalacan@gmail.com <p class="justify">Penelitian ini adalah suatu kajian tekstual tentang Teater Legenda Bukit Pendape pada Tim Kesenian Kabupaten Musi Banyuasin. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Bentuk Penyajian Teater Legenda Bukit Pendape Oleh Tim Kesenian Kabupaten Musi Banyuasi di Festival Sriwijaya Palembang 2021, sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan Bagaimana Bentuk Penyajian Teater Legenda Bukit Pendape Oleh Tim Kesenian Kabupaten Musi Banyuasi di Festival Sriwijaya Palembang 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data Observasi, Wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil Bentuk Penyajian Teater Legenda Bukit Pendape yaitu meliputi : persiapan, latihan olah tubuh, olah vokal, pernapasan serta pendukung pertunjukan yang terdiri dari Tata Rias, Tata Busana, Tata Suara, Tata Cahaya, Properti, dan Tata Panggung.</p> <p class="normal"><strong>Kata Kunci: </strong>Bentuk Penyajian; Teater Tradisional; Legenda Bukit Pendape.</p> 2024-08-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Dianita Puteri Ramadina