ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI KOTA PARIAMAN DARI TAHUN 1989-2018 ANALYSIS OF LINE CHANGES IN PARIAMAN BEACHFROM 1989-2019
DOI:
https://doi.org/10.31851/swarnabhumi.v6i2.3185Keywords:
Abrasi, Akresi, MNDVIAbstract
Pantai merupakan daerah yang dinamis berubah seiring bertambahnya waktu. Salah satu perubahan yang terjadi pada pantai yaitu perubahan garis pantai yang disebabkan oleh erosi pantai (abrasi) dan (akresi). Penelitian ini dilaksanakan di sepanjang garis pantai Kota Pariaman dengan tujuan untuk mengetahui dan memetakan perubahan garis pantai di wilayah pesisir Kota Pariaman. Tujuan penelitian ini untuk melihat berapa luas daerah yang mengalami pergeseran dan apa penyebab dari pergeseran tersebut. Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari Citra Landsat dalam kurun waktu 29 tahun dari tahun 1989 sampai 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah MNDWI (Modified Normalized Difference Water Index) yaitu algoritma sederhana yang menggunakan kombinasi dari sinar tampak dengan infra merah untuk membedakan antara objek badan air dan daratan dengan jelas. MNDWI dapat digunakan untuk deteksi adanya perubahan pada wilayah pesisir. Didapatkan hasil secara time series selama 29 tahun dimulai dari tahun 1989-2018 terjadi perubahan garis pantai atau abrasi yang cukup tinggi, yaitu dengan luasan abrasi bernilai 3291606,723 m2 dan akresi bernilai 3715518,907 m2. Manfaat dari analisis pantai ini untuk memberitahukan kepada seluruh pihak yang akan membangun di daerah sepanjang pesisir pantai Pariaman agar memerhatikan lagi tempat pembangunan yang lebih baik dari batas sepadan.
The beach is a dynamic area that changes with time. One of the changes that occur on the coast is the change in coastline caused by coastal erosion (abrasion) and (accretion). This research was carried out along the coastline of Kota Pariaman with the aim of identifying and mapping changes in the coastline in the coastal areas of Pariaman City. The purpose of this study is to see how wide the area that is experiencing the shift and what causes it. This study uses data sourced from Landsat imagery over a period of 29 years from 1989 to 2018. The method used in this study is MNDWI (Modified Normalized Difference Water Index), which is a simple algorithm that uses a combination of visible light with infrared to distinguish between objects of water bodies and land clearly. MNDWI can be used to detect changes in coastal areas. The time series results obtained for 29 years starting from 1989-2018 occurred changes in the coastline or abrasion which is quite high, with an area of abrasion valued at 3291606,723 m2 and accretion worth 3715518,907 m2. The benefit of this beach analysis is to inform all parties who will build in the area along the Pariaman coast to pay more attention to where the development is better than the commensurate boundary.
References
Angkotasan, A.M., Nurjaya, I.W., Natih, N.M., 2017. Analisis perubahan garis pantai di pantai barat daya Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara. J. Teknol. Perikan. Dan Kelaut. 3, 11– 22
Arief, M., Winarso, G., Prayogo, T., 2011. Kajian Perubahan Garis Pantai Menggunakan Data Satelit Landsat di Kabupaten Kendal. J. Penginderaan Jauh 8, 71–80.
Anggraini, N., S. Marpaung, dan M. Hartuti. 2017, Analisis Perubahan Garis Pantai Ujung Pangkah Dengan Menggunakan Metode Edge Detection Dan Normalized Difference Water Index, Jurnal Penginderaan Jauh - LAPAN. 14 (2 Desember 2017): 65-78.
Hakim, A.R., S. Sutikno, dan M. Fauzi. 2014, Analisis Laju Abrasi Pantai Pulau Rangsang di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan Menggunakan Data Satelit, Jurnal Sains dan Teknologi - BPPT. 13 (2): 57-62.
Published
Issue
Section
License
Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi by http://www.univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/swarna is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.