OPTIMALISASI DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH UNTUK PERHITUNGAN NERACA SUMBERDAYA HUTAN KOTA BUKIT TINGGI

Authors

  • Thuba Imam Fauzi Universitas Negeri Padang
  • Fahrezy Maulana Hazz Universitas Negeri Padang

DOI:

https://doi.org/10.31851/swarnabhumi.v5i2.4134

Keywords:

Neraca sumber daya hutan, Penutup Lahan, Deforestasi Hutan

Abstract

Sumberdaya hutan merupakan sumberdaya alam yang masih tersedia dan memiliki banyak fungsi untuk keberlangsungan kehidupan, aktifitas manusia sering merubah fungsi hutan sehingga perubahanya terjadi secara dinamika. Perhitungan neraca sumber daya hutan kota Bukit Tinggi, menjadi alat evaluasi hutan sebagai peringatan dini (early warning system ) mengenai degradasi hutan. Metode penelitian ini menggunakan digitasi, overlay peta, citra Quick Bird tahun 2006,dan 2019.Tujuan dari penelitian akan  diperoleh Peta Neraca Sumber Daya Hutan. Pada tahun 2006 luas hutan sebesar 314 ha (25,57 %), pada tahun 2011 luas hutan sebesar 308 ha ( 25,08 %), pada tahun 2016 luas hutan sebesar 304 ha (24,75 %), sedangkan pada tahun 2019 luas hutan sebesar 302 ha (24,59 %). Dengan demikian rata-rata laju degradasi hutan yang terjadi di Kota Bukit Tinggi sekitar 0,081 %/tahun.

Author Biography

Thuba Imam Fauzi, Universitas Negeri Padang

-

References

Badan Planologi Kehutanan, Pusat Perpetaan Kehutanan. 2004. Pembakuan Standar Penafsir Citra Satelit Resolusi Tinggi. Jakarta. Badan Planologi Kehutanan.

Badan Pusat Statistik. 2019. Kota Bukit Tinggi dalam Angka 2019.

Darkono.2006. Penggunaan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Menganalisa Perubahan Penutupan Lahan Tahun 1999 Hingga Tahun 2002 di Daerah Aliran Sungai Siduk Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. (skripsi) Pontianak : Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura.

Haryani, Poppy. 2011. Perubahan Penutupan/Penggunaan Lahan dan Perubahan Garis Pantai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan Sekitarnya. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hidayat, H. 2008. Politik lingkungan: pengelolaan hutan masa Orde Baru dan reformasi. Yayasan Obor Indonesia.

Lillesand, T.M., dan R.W. Kiefer.1997.Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.

Mulyanto, L., & Jaya, I. N. S. 2004. Analisis Spasial Degradasi Hutan dan Deforestasi: Studi Kasus di PT. Duta Maju Timber, Sumatera Barat (Spatial Analysis on Forest Degradation and Deforestation: a case study in Duta Maju Timber, West Sumatera). Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 10(1).

McKinnon,K.; Gusti Hatta; Hakimah Halim; Artur Mangalik.1996.The Ecology Of Kalimantan, Indonesia Borneo, Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan Dalhousie University, Jakarta.

Nahib, I., & Sudarmadji, B. W. 2010. Neraca dan valuasi ekonomi hutan mangrove di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Majalah Ilmiah Globe, 12(1).

Pamulardi, B. 1996. Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan. RajaGrafindo Persada

Purwadhi.2008. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. LAPAN – Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang.

Sains, M. A. P. F., & Pamoengkas, P. Degradasi dan Rehabilitas Hutan Tropika Basah (KAJIAN FALSAFAH SAINS) Paper Individu.

Somantri, L. 2008. Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh untuk Mengidentifikasi Kerentanan dan Risiko Banjir. Jurnal Geografi Gea, 8(2).

Sihotang, O. K., Hardiansyah, G., & Wardenaar, E. Potensi Ekosistem Hutan Mangrove Terhadap Keberadaan Madu Hutan sebagai Jasa Lingkungan di Desa Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari, 7(1).

Suwargana, N. 2010. Analisis perubahan hutan mangrove menggunakan data penginderaan jauh di Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital, 5

Downloads

Published

2020-08-22