POLITIK BEBAS-AKTIF DALAM KONFLIK PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA DI AKHIR MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 1963-1966

Authors

  • Rizka Hanifah Febriana Universitas Negeri Semarang

DOI:

https://doi.org/10.31851/kalp.v10i1.16165

Abstract

Pembahasan ini fokus mengkaji tentang politik bebas-aktif dalam gejolak konflik antara Indonesia-Malaysia yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Salah satu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dunia ternyata menimpa hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dengan Malaysia. Konflik ini terjadi karena Indonesia tidak setuju dengan pembentukan negara Federasi Malaysia yang mencakup wilayah perbatasan meliputi Malaya, Sabah, Serawak, Singapura dan Brunei. Indonesia yang berpengang pada politik luar negeri bebas-aktif memiliki posisi netral dalam menyikapi semua permasalahan secara internasional. Akan tetapi, sistem Demokrasi Terpimpin menintikberatkan keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Adapun keberadaan penelitian inilah yang bertujuan untuk mengungkap apakah gejolak konflik di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dapat diselesaikan setelah berakhirnya masa Demokrasi Terpimpin. Guna mengungkap fakta tersebut, diperlukan prosedur pengembangan pembahasan yang dilakukan menggunakan metode penelitian sejarah meliputi heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi serta berdasarkan pada data yang bersumber dari literatur bacaan dan kepustakaan. Penulis juga berusaha untuk menyajikan penggunaan interpretasi atau pemaknaan secara eksploratif. Hasil penelitian secara kesuluruhan menjelaskan tentang renggangnya hubungan antara Indonesia-Malaysia yang diakibatkan oleh gejolak di wilayah perbatasan akibat pembentukan negara Federasi Malaysia. Sekaligus memanfaatkan politik luar negeri bebas-aktif sebagai basis penyelesian konflik.

Downloads

Published

2024-07-12