Pemberdayaan Olahraga Rekreasi Melalui Permainan Tradisional Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Tradisional Kalimantan Selatan
DOI:
https://doi.org/10.31851/dedikasi.v4i1.5419Keywords:
Permainan Tradisional, Olahraga Rekreasi, Kalimantan SelatanAbstract
Permainan tradisional sebagai salah satu kebudayaan bangsa yang tersebar hingga keseluruh pelosok negeri perlahan hilang dan sulit ditemui di masyarakat. Hal ini terjadi akibat dari perkembangan zaman yang semakin modern, sehingga anak-anak, remaja bahkan orang dewasa perlahan beralih dari permainan tradisional ke permainan modern berupa game online/elektronik. Permainan game online dominan menggunakan mata dan tangan saja, sehingga lebih banyak memberi dampak negatif bagi perkembangan motorik dan sosial anak, berbeda dengan permainan tradisional yang melibatkan semua anggota tubuh yang memberikan manfaat besar, yaitu menjadikan tubuh lebih sehat, kuat dan bugar. Selain itu juga dampak lain dari tergerusnya permainan tradisional bagi remaja saat ini adalah, minimnya moral remaja dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak remaja saat ini yang tidak perduli dan tidak menghargai orang lain. Pelecehan seksual, perkelahian antara siswa dengan guru dan percakapan vulgar anak dan remaja menjadi hal yang dianggap biasa. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, kami akan mengenalkan kembali permainan tradisional kepada masyarakat Kota Banjarbaru. Metode yang akan kami gunakan demi tercapainya tujuan kegiatan ini adalah dengan cara memberikan edukasi permainan tradisional berupa sosialisasi permainan tradisional serta melakukan praktik langsung bermain permainan tradisional di Komplek GCIP Hero, Kota Banjarbaru. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan kembali minat serta rasa cinta anak-anak dan remaja Kota Banjarbaru terhadap warisan budaya bangsa yaitu permainan tradisional. Menumbuhkembangkan kembali moral dan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat serta menjadi wadah hiburan dalam menghilangkan rasa bosan dan stres akibat rutinitas sehari-hari bagi semua anak, remaja dan seluruh masyarakat Kota Banjarbaru.
References
Anggraini, Ratih. 2017. Hubungan Kecanduan Game Online Terhadap Kejadian Astenopia Pada Pelajar SMA Kota Medan. Jurnal Ilmiah Farmasin Kota Medan. Volume 1 Nomor 1, Feb 2017. http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALFARMASI/article/view/176. 28 Oktober 2020.
Ghuman, D., & Griffiths, M. D. (2012). A cross-genre study of online gaming: Player demographics, motivation for play and social interactions among players. International Journal of Cyber Behavior, Psychology and Learning, 2(1), 13–29.
King, D. L., & Delfabbro, P. H. (2018). Internet gaming disorder: Theory, assessment, treatment and prevention. New York: Academic Press.
Kurniati, Euis. 2016. Permainan Tradisional dan Peranannya dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Okilanda, A., Iswana, B., & Wanto, S. (2021). Pelatihan Pelatih Fisik Level I Nasional Oku. Wahana Dedikasi: Jurnal PkM Ilmu Kependidikan, 3(2), 13-19.
Putra, D. D., Okilanda, A., Arisman, A., Lanos, M. E. C., Putri, S. A. R., Fajar, M., ... & Wanto, S. (2020). Kupas Tuntas Penelitian Pengembangan Model Borg & Gall. Wahana Dedikasi: Jurnal PkM Ilmu Kependidikan, 3(1), 46-55.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish this journal agree to the following conditions:The author has the copyright and entitles the journal to the first publication with works that are licensed simultaneously under the Creative Commons Attribution CC BY License which allows others to share their work with the recognition of the authorship of the work and initial publications in this journal.
Â
The author can make separate additional contract agreements for the non-exclusive distribution of published journal versions of the work (for example, posting them to the institutional repository or publishing them in a book), with recognition of the initial publication in this journal.
Â
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their websites) before and during the delivery process because it can lead to productive exchanges, as well as quotes that are earlier and larger than published works