TARI GAJAH MENUNGGANG DALAM PERSPEKTIF SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT SUKU SAWANG BELITUNG

Authors

  • Efita Elvandari

DOI:

https://doi.org/10.31851/sitakara.v2i2.1189

Abstract

ABSTRAK

Suku Sawang adalah suku asli pulau Belitung, dimana mereka adalah orang-orang nomaden yang hidup di atas perahu dan mengembara di kawasan perairan di wilayah Bangka terutama Belitung. Mereka biasanya hidup dalam kelompok kecil dimana satu perahu ditempati oleh satu keluarga terdiri dari 5-6 orang anggota keluarga. Masyarakat suku Sawang, merupakan  pelaut, perenang, dan penyelam yang handal yang membuat perahunya sendiri serta melengkapinya dengan alat-alat menangkap ikan sederhana seperti panah, tombak, pancing, jala. Mereka mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dari laut, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk ditukar dengan kebutuhan lain (sembako) (Salim Y.A.H. dalam Renaldhi, 2012:32). Sebagai “orang lautâ€, begitulah suku ini dikenal, suku Sawang mempunyai kedekatan dengan alam laut tempat mereka menyandarkan kehidupannya, mereka mengenal adanya mitos Gaja Mina, sebagai bentuk legitimasi hubungan antara suku Sawang dengan laut itu sendiri. Dari mitos Gaja Mina ini terbentuklah tari Gajah Menunggang, yang merupakan salah satu tari tradisi suku Sawang, sebagai bentuk ekspresi mereka yang berbudaya maritim. Berdasarkan budaya maritim yang dianut oleh suku Sawang, tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tari Gajah Menunggang dari perspektif sosio-kultural masyarakatnya (suku Sawang), dengan menggunakan teori Raymond Williams yang menganalisis sosio-kultural masyarakat dari sisi lembaga budaya, isi budaya dan efek budaya (masyarakatnya).

Kata kunci: Tari Gajah Menunggang, Sosio-Kultural, Suku Sawang

Downloads

Published

2017-08-29

How to Cite

Elvandari, E. (2017). TARI GAJAH MENUNGGANG DALAM PERSPEKTIF SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT SUKU SAWANG BELITUNG. Jurnal Sitakara, 2(2). https://doi.org/10.31851/sitakara.v2i2.1189