Fungsi Reog Singo Wogro Dalam Suronan Di Desa Maitan Kabupaten Pati

Authors

  • Yheni Aprilia Susanti Prodi Seni Tari, Fak. Seni Pertunjukan, ISI Surakarta
  • Mamik Widyastuti Prodi Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Surakarta, Indonesia

Abstract

The aim of  this study discuss the function of Reog Singo Wogro in the Suronan Ritual of Maitan village, Pati regency, took two problems. The first talking about what is the form of Reog Singo Wogro in the Suronan ritual of Maitan village, Pati regency. The second talking about how is the function of Reog Singo Wogro in the Suronan ritual in Maitan village, Pati regency. The problems were analyzed by using theory of form from Sri Rochana and the theory of function uses theory of Soedarsono. This study uses qualitative data, the data of study were obtained through observation, interview, and literature review. The result of study shows that: Reog Singo Wogro consists of five parts, they  are chanting mantras, Barongan dance, Jaranan dance, Gambyongan dance, and Bendrong. The form includes the structure and elements. Reog Singo Wogro has a function as a means of ritual, as a means of personal entertainment, and as an aesthetic presentation or spectacle that affects Maitan villager.

Keyword: Reog Singo Wogro, form, function

References

Edi Sedyawati. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.

Hartono. 1980. Reyog Ponorogo: Proyek Penulisan Dan Penerbitan Buku/Majalah Pengetahuan Umum Dan Profesi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka.

. 1984. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Langer, Suzanne K. 1988. Problematika Seni terj. F.X Widaryanto, Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia Bandung.

Lenni Wulandari. 2018. “Bentuk Sajian dan Fungsi Sosial Tari Gatholoco Kelompok Seni Cipto Budoyo Desa Kembangsari Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung,” Jurnal Greget Vol.17 No.2 (Desember 2018):177-183.

Maryono. 2015. AnalisaTari. Surakarta: ISI Press.

MD, Slamet. 2016. Melihat Tari. Surakarta: ISI Press.

Poewadarminto. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Rustopo. Gendhon Humardani “Sang Gladiator”. Yogyakarta: Yayasan Mahavhira, 2001.

Sal Murgiyanto, 1981. Koreografi. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.

Soemaryatmi dan Suharji. 2015. Sosiologi Seni Pertunjukan Pedesaan. Surakarta: ISI Press.

dkk. 2020. “Angguk Warga Setuju Sebagai Tari Ritual Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang,” Jurnal Gelar Vol.18 No.2 (Desember 2020):62-64.

Soedarsono. 2022. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gama Press.

. 1978. Pengantar Dan Pengetahuan Komposisi Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta.

. 1975. Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari. Yogyakarta: Lagaligo Untuk Fakultas Kesenian Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

. 1985. Peranan Seni Budaya Dalam Sejarah Kehidupan Manusia Kontinuitas Dan Perubahannya. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Widyastutieningrum, Sri Rochana. 2007. Tayub di Blora Jawa Tengah. Surakarta: ISI Press.

. 2011. Sejarah Tari Gambyong; Seni Rakyat Menuju Istana. Surakarta: ISI Press.

Downloads

Published

2023-08-07

How to Cite

Susanti, Y. A., & Widyastuti, M. (2023). Fungsi Reog Singo Wogro Dalam Suronan Di Desa Maitan Kabupaten Pati. Jurnal Sitakara, 8(2), 206–220. Retrieved from https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/12805