Tradisi dan Inovasi Tari Cepetan Karya Bambang Eko Susilohadi di Kabupaten Kebumen

Authors

  • Citra Astuti Rahmadani Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta, Indonesia
  • Slamet MD Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31851/sitakara.v9i2.14816

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tradisi dan inovasi Tari Cepetan karya Bambang Eko Susilohadi di Kabupaten Kebumen. Permasalahan penelitian adalah bagaimana bentuk Tari Cepetan karya Bambang Eko Susilohadi dan bagaimana inovasi tari Cepetan karya Bambang Eko Susilohadi. Teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan bentuk menggunakan teori bentuk Suzanne K. Langer yang terdiri dari motif-motif gerak, urutan sajian, rias dan busana, musik atau iringan, serta tempat pertunjukan, sedangkan eksistensi menggunakan teori TOR atau tantangan organisme respon Slamet MD yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi. Penelitian menggunakan pendekatan etnokoreologi. Langkah penelitian yang akan dilakukan dalam pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, serta studi pustaka. Hasil menunjukan bahwa hasil inovasi dari tradisi kesenian Cepetan Alas menjadi sebuah Tari Cepetan yang meliputi penggarapan bentuk yang dipengaruhi oleh perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

Kata kunci : Tari Cepetan, Tradisi, Eksistensi

 

ABSTRACT

This research aims to analyze the traditions and innovations of the Cepetan Dance by Bambang Eko Susilohadi in Kebumen Regency. The research problem is what the form of the Cepetan Dance by Bambang Eko Susilohadi is and how the innovation of the Cepetan Dance by Bambang Eko Susilohadi is. The theory used to answer the problem of form uses Suzanne K. Langer's theory of form which consists of movement motifs, sequence of presentation, make-up and clothing, music or accompaniment, and place of performance, while existence uses the TOR theory or Slamet MD's response organism challenge, which is about the factors that influence existence. The research uses an ethnochoreological approach. The research steps that will be carried out in collecting data are obtained through interviews, observation, documentation and literature study. The results show that the innovation of the Cepetan Alas artistic tradition has become a Cepetan Dance which includes the development of forms that are influenced by the development and needs of society.

Keywords: Cepetan Dance, Traditional, Existence

References

Alo, Liliweri. (2007). Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara.

Anya, Peterson Royce. (1980). Antropologi Tari, Terjemahan: F.X Widaryanto. Bandung: Sunan Ambu Press.

Bandem, I Made. (1996). Etnologi Tari Bali. Bali: Kanisius.

Benjamin, Walter. (1969). The Work of Art in the Age of Mechanical Reproduction. Ilumintions, New York: Schocken Books.

Edy Sedyawati dan Sapardi Djoko Damono. (1983). Seni Dalam Masyarakat Indonesia: Bunga Rampai. Jakarta: PT Gramedia.

Hadi, Sumandiyo. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta : Pustaka Yogyakarta.

Hadi, Sumandiyo. (2007). Kajian Teks dan Konteks. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.

Kussudiarjo, Ben. (1981). Tentang Tari. Yogyakarta: Nur Cahaya.

Langer, Suzanne K. (1988). Problematika seni, Terjemahan : F.X Widaryanto. Bandung: ASTI.

Mangundiharja, Slamet. (2009). Barongan Blora Merani di atas Politik dan Terpaan Zaman. Surakarta: Citra Sains LPKBN.

Maryono. (2015). Analisa Tari. Suarakarta : ISI Press.

MD, Slamet. 2004. Barongan Blora Dalam Kemasan Seni Wisata. Imaji 2(2)

Moloeng, lexy J.Prof.Dr.M.A. (2007). Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Moloeng. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pamardi, Silvester. 2019. Paradoks: An Innovation in Javanese Dance Choreography. Arts and Design Stydies 79, 48-53.

Parani, Julianti. (2011). Seni Pertunjukan Indonesia: Suatu Politik Budaya. Jakarta: Nalar.

Pigeauds. (1938). Jaavanse volksvertoningen (Pertunjukan Rakyat Jawa, Sumbangan Bagi Ilmu Antropologi). Batavia: Volkslectuur Batavia.

Pramutomo, R.M. (2008). Etnokoreologi Nusantara (Batasan, dan Aplikasi Keilmuan). Surakarta: ISI Press.

Smith, Jacqueline. Komposisi Tari Sebuah Pertunjukan Praktis Bagi Guru, Terjemahan: Ben Suharto. Ikalasti, 1985.

Sumaryono. (2016). Antropologi Tari Dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta: Media Kreativa.

Swartz, David. (1997). Culture and Power: The Sociology of Pierre Bourdieu. The University of Chicago Press.

Yayang Onok dan Andryanto Aan. (2021). “Mistisme Sastra Lisan : Kearifan Lingkungan dalam Tradisi Cepetan Alas”, Kridatama Sains dan Teknologi UMNU, Vol. 03 No. 02 (2021):89-96.

Zakiyya Azmi, Setya Septianingrum, Istingatuzzakiyah, Hidayah Ratna. (2017). “Pendidikan Karakter Dalam Kesenian Tari Cepetan Alas Pada Siswa Sekolah Dasar di Kebumen”dalm Ed. Zakiyya Azmi, Setya Septianingrum, Istingatuzzakiyah, Hidayah Ratna, Inovasi Pendidikan Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21. Surakarta: UNS Press.

Downloads

Published

2024-08-06

How to Cite

Astuti Rahmadani, C., & MD, S. (2024). Tradisi dan Inovasi Tari Cepetan Karya Bambang Eko Susilohadi di Kabupaten Kebumen. Jurnal Sitakara, 9(2), 222–235. https://doi.org/10.31851/sitakara.v9i2.14816