Makna Simbolis Kesenian Sandul di Dusun Kwadungan Kabupaten Temanggung

Authors

  • Bayu Putra Bhagaskara ISI Surakarta
  • Slamet MD Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31851/sitakara.v9i2.14823

Abstract

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna simbolis kesenian Sandul di Dusun Kwadungan, Kabupaten Temanggung. Permasalahan penelitian adalah bagaimana bentuk kesenian Sandul di Dusun Kwadungan, Kabupaten Temanggung dan bagaimana makna simbolis kesenian Sandul di Dusun Kwadungan, Kabupaten Temanggung. Teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan bentuk menggunakan teori Slamet MD, yaitu secara mikro pertunjukan dapat dilihat secara teks tentang lingkup pembentuk tari, mulai dari gerak, penari, tata rias busana, pola lantai, musik tari, dan tempat pementasan. Pengungkapan makna simbolis dalam penelitian ini menggunakan teori Talcott Parsons yang dikutip Harsja W. Bachtiar dalam artikel “Birokrasi dan Kebudayaan” dikatakan bahwa kebudayaan sebagai suatu sistem simbol di dalamnya memuat kepercayaan (konstitutif), pengetahuan, kognitif, nilai moral, dan ekspresi. Penelitian menggunakan pendekatan etnokoreologi. Langkah penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil menunjukan bentuk kesenian Sandul tersusun atas gerak, penari, tata rias busana, pola lantai, musik tari, dan tempat pementasan, sedangkan makna simbolis meliputi kepercayaan (konstitutif), pengetahuan, kognitif, nilai moral, dan ekspresi.

Kata Kunci: Kesenian Sandul; Makna Simbolis

ABSTRACT

This research aims to describe the symbolic meaning of Sandul art in Kwadungan Hamlet, Temanggung Regency. The research problem is what the form of Sandul art is in Kwadungan Hamlet, Temanggung Regency and what is the symbolic meaning of Sandul art in Kwadungan Hamlet, Temanggung Regency. The theory used to answer the problem of form uses Slamet MD's theory, namely from a macro perspective, dance can be seen from the form in which the dance is performed both socially, historically and semiotically. Revealing symbolic meaning in this research uses Talcott Parsons' theory quoted by Harsja W. Bachtiar in "Bureaucracy and Culture" which states that culture as a symbol system contains beliefs (constitutive), knowledge, cognition, moral values and expression. The research uses an ethnochoreological approach. The research steps taken in collecting data were obtained through observation, interviews and literature study. The results show that the Sandul art form is composed of movement, dancers, fashion make-up, floor patterns, dance music, and performance venues, while the symbolic meaning includes belief (constitutive), knowledge, cognitive, moral values and expression.

Keywords: Sandul Art; Symbolic Meaning

References

Barthes, Roland. (2012). Elemen-elemen Semiologi. Yogyakarta: Jalasuta.

Endraswara, Suwardi. (2003). Falsafah Hidup Jawa. Tangerang: Cakrawala.

_________________. (2006). Mistik Kejawen Sinkretisme, Simbolisme, dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Haryono, Sutarno. (2010). Kajian Pragmatik Seni Pertunjukan Opera Jawa. Surakarta: ISI Press.

Herusatoto, Budiono. (2003). Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.

________________. (2008). Simbolisme Jawa. Penerbit Ombak, Yogyakarta.

Khasanah, Maulida Firotin. 2019. “Makna Simbolis Kesenian Bantengan Himpunan Putra Jaya Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto”. Skripsi Jurusan Tari. Institut Seni Indonesia Surakarta.

Koentjaraningrat. (1997). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Maryono. (2011). Penelitian Kualitatif Seni Pertunjukan. Surakarta: ISI PRESS SOLO.

MD, Slamet. (2014). Barongan Blora Menari di Atas Politik dan Terpaan Zaman. Surakarta: Citra Sains LPKBN Surakarta.

_________. (2016). Melihat Tari. Solo: Citra Sain.

Ni Ratih Putri Yanuar. (2023). “Makna Simbolik Tari Sesanduran di Kabuoaten Tuban”. Surakarta: Greget.

Pigeauds. (1938). Jaavanse Volksvertoningen (Pertunjukan Rakyat Jawa, Sumbangan Bagi Ilmu Antropologi). Batavia: Volkslectuur Batavia.

Prabowo, Dhanu Priyo. (2004). Pandangan Hidup Kejawen. Yogyakarta: Narasi.

Pramutomo, R.M. (2008). Etnokoreologi Nusantara (Batasan Kajian, Sistematika, dan Aplikasi Keilmuan). ISI Press. Surakarta.

Pravitasari, Galuh Lutfa. 2020. “Makna Simbolis Tari Jaro Rojab di Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas”. Skripsi Jurusan Tari. Institut Seni Indonesia Surakarta.

Purwadi. (2007). Ensiklopedi Adat-Istiadat Budaya Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka Yogyakarta.

Soedarsono. (1985). Peranan Seni Budaya dalam Sejarah Kehidupan Manusia Komunitas dan Perubahannya. Yogyakarta.

_________. (2000). Metodologi penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Bandung: MSPI (Masyarakat Seni Petunjukan Indonesia).

Sumaryono. (2016). Antropologi Tari Dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta: Media Kreativa.

Supriyanto. (2020). “Kesenian Srandul dalam Upacara Bersih Desa Bulu Kelurahan Karangmojo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta”. Jurnal Sitakara.

Udiarti. 2014. “Makna Simbolis Kesenian Srandul Dalam Ritual Rasullan di Dusun Manukan Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunung Kidul”. Skripsi Jurusan Tari. Institut Seni Indonesia Surakarta.

Daftar Narasumber

Riyadi (59 Tahun), selaku pengrawit kesenian Sandul di Dusun Kwadungan Kabupaten Temanggung.

Klimin (45 tahun), selaku pemeran badut mburi.

Yanto (42 tahun), selaku pemeran kreo pada kesenian Sandul.

Kustiono (65 tahun), selaku pemeran tokoh Cina pada kesenian Sandul.

Sarjianto (60 tahun), selaku seniman Dusun Kwadungan.

Downloads

Published

2024-08-06

How to Cite

Putra Bhagaskara, B., & Slamet MD. (2024). Makna Simbolis Kesenian Sandul di Dusun Kwadungan Kabupaten Temanggung. Jurnal Sitakara, 9(2), 133–147. https://doi.org/10.31851/sitakara.v9i2.14823