PENERAPAN METODE RESITASI DALAM PEMBELAJARAN NOTASI TARI PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Authors

  • Efita Elvandari Universitas PGRI Palembang

DOI:

https://doi.org/10.31851/sitakara.v4i2.3256

Abstract

ABSTRAK

Notasi Laban merupakan suatu sistem pencatatan tari yang terstandarisasi guna mencatat dan menganalisis beragam gerak manusia.Penemu aslinya adalah seorang tokoh penting dalam dunia tari modern di Eropa, Rudolf Von Laban.Rudolf von Laban lahir di Bratislava pada tanggal 15 Desember 1879. Berkaitan dengan notasi Laban sebagai sistem pencatatan tari, dalam materi pembelajaran Notasi Tari di program studi pendidikan seni drama, tari, dan musik (sendratasik) universitas PGRI Palembang, notasi Laban juga merupakan materi pokok yang diajarkan kepada mahasiswa semester VI yang mengambil jurusan/minat seni tari. Dalam proses pembelajaran Notasi Tari ini, mahasiswa diperkenalkan dengan notasi Laban sebagai bahan perkuliahan Notasi Tari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan metode Resitasi dalam pembelajaran Notasi Tari terhadap mahasiswa semester VI minat tari. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif eksperimen jenis pre-experimental design, yaitu one group pretest-posttest design, menggunakan 30 mahasiswa sebagai sampel, yang diambil dengan teknik sampling random ( acak), dari 2 kelas yang berbeda.

 

Kata Kunci: metode resitasi, pembelajaran notasi tari.

References

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Mulyasa, E. 2007.Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Syaiful Bahri dan Aswin Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Downloads

Published

2019-10-29

How to Cite

Elvandari, E. (2019). PENERAPAN METODE RESITASI DALAM PEMBELAJARAN NOTASI TARI PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG. Jurnal Sitakara, 4(2), 54–62. https://doi.org/10.31851/sitakara.v4i2.3256