STRUKTUR KERUANGAN TARI REJANG RENTENG DALAM UPACARA PERSEMBAHYANGAN DI PURA PUSEH DESA KALIREJO KECAMATAN BELITANG II KABUPATEN OKU TIMUR

Authors

  • I Wayan Ayunita SMK Antara Palembang

DOI:

https://doi.org/10.31851/sitakara.v4i2.3260

Abstract

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini terkhusus ruang pentasnya adalah dimana tari Rejang Renteng hanya ditarikan diacara puja wali atau piodalan, jadi peneliti harus menunggu waktu yang tepat untuk menanti datangnya hari Purnama yang  jatuhnya hanya setiap satu bulan sekali, dan tidak tentu juga setiap hari persembahyangan Purnama di tampilkannya tari Rejang Renteng ini,  karena  tujuan di pentaskannya  tari Rejang Renteng ini adalah untuk  menyambut dewa/dewi atau para leluhur  agar ikut menyaksikan upacara persembahyangan di pura tersebut. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam memecahkan masalah dan mengumpulkan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan teknik analisis data dengan cara observasi, pengumpulan laporan (pengolahan data) dan kesimpulan. Sedangkan pengumpulan datanya menggunakan teknik  observasi, wawancara  dan  perekaman.Hasil  penelitian menunjukan bahwa tari Rejang Renteng ditemukan berbagai aspek-aspek yang terdapat dalam setiap ragam geraknya yaitu mulai dari aspek ruang positif-negatif, level, pola lantai, arah, dan dimensi. Sedangkan pada aspek ruang pentas untuk pertunjukan tari Rejang Renteng biasa ditarikan pada acara persembahyangan, panggung yang digunakan adalah [anggung non konvensional yaitu panggung yang tidak ada aturan baku pengukurannya, dalam hal ini yaitu pada halaman utama didalam pura (utama mandala).

Kata kunci : Tari Rejang Renteng, Struktur Keruangan Tari

References

Afrizal. (2004). Metode Penelitian Kualitatif ( sebuah upaya mendukung penggunaan penelitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu ). jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Atmadja, N. B. (2010). Ajeg Bali. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta.

Dharmayasa. (2015). Bhagavad Gita ( Nyanyian Tuhan ). Denpasar: Yayasan Dharma Sthapanam.

Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains Bandung.

Fitriani, S. (2018). Analisis Bentuk Gerak Tari Turak di Sanggar Studio Lingga Kota Lubuk Linggau. Jurnal Pendidikan Seni , 90.

Hadi, S. (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book .

(2011). Koreografi (bentuk-teknik-isi). Yogyakarta.

(2018). Revitalisasi Tari Tradisional. Yogyakarta: Cipta Media.

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Heriyawati, Y. (2016). Seni Pertunjukan dan Ritual. Yogyakarta: Anggota IKAPI.

Kartika, D. S., & Perwira, N. G. (2004). Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.

Khutniah, N., & Iryanti, V. E. (2012). Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari Kridha Jati di Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Jepara. Jurnal Seni Tari , 12.

Laksana, R. B. (2017). pengetahuan dasar kesenian. jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Levia, N., Nerosti, & Susmiarti. (2018). Revitalisasi Tari Kain pada Masyarakat Lokal di Kelurahan

Batu Urip Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan. E-Jurnal Sendratasik , 55.

Ngurah, G. M. (1998). Buku Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya:PARAMITA.

Nursyam, R., & Fadhil, A. (2018). revitalisasi dan interpretasi makna atas penciptaan karya tari shirat dan non tesirat. Indonesian jurnal of multidisiplinary islamic studies , 83.

Rohidi, T. R. (2000). Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STISI Press.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahyuni, T., & Seriati, N. N. (2009). Studi Perancangan Koreografi Anak Melalui Revitalisasi Seni Tradisional Reog "KALOKA" Jurnal Kependidikan,159.

Downloads

Published

2019-10-29

How to Cite

Ayunita, I. W. (2019). STRUKTUR KERUANGAN TARI REJANG RENTENG DALAM UPACARA PERSEMBAHYANGAN DI PURA PUSEH DESA KALIREJO KECAMATAN BELITANG II KABUPATEN OKU TIMUR. Jurnal Sitakara, 4(2), 94–108. https://doi.org/10.31851/sitakara.v4i2.3260