Pengamatan Lamanya Penyinaran Matahari di BMKG Kelas II Kota Palembang Menggunakan Alat Campbell Stokes
DOI:
https://doi.org/10.31851/jupiter.v3i2.7148Keywords:
Campbell Stokes Recorder, Kertas Pias, CuacaAbstract
Campbell Stokes Recorder adalah yang digunakan secara resmi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam kegiatan pengukuran lamanya penyinaran matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya penyinaran matahari di kota Palembang periode Agustus 2021 dan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi lamanya penyinaran matahari. Metode yang digunakan adalah pengukuran langsung di lapangan terhadap keadaan cuaca di Kota Palembang selama bulan Agustus tahun 2021 di stasiun kelas II BMKG Kota Palembang. Hasil penelitian diketahui bahwa Lamanya penyinaran matahari periode Agustus di kota Palembang, nilai tingkat penyinaran matahari terpanjang terjadi pada tanggal 12 Agustus 2021 yaitu 8,4 jam. Hal ini dikarenakan cuaca yang cerah dan matahari tidak tertutup awan. Pada tanggal 4, 7, 10, 17, 25 dan 26 cuaca mendung, sehingga hasil pengukuran yang didapatkan kecil dikarenakan tertutup awan. Sedangkan penyinaran matahari terpendek terjadi pada tanggal 22 dan 30 Agustus 2021 yaitu 0 jam karena cuaca mendung dan tertutup awan sepanjang hari. Pengukuran ini dilakukan dimulai dari matahari terbit sampai matahari tenggelam. Faktor- faktor yang mempengaruhi lamanya penyinaran matahari yaitu waktu dan posisi tempat bumi terhadap matahari, durasi hari dan sudut datang radiasi matahari, cuaca serta ketelitian pengamat dan alat pengukur.References
Abhyankar, K. D. (1977). A Survey of the Solar Atmospheric Models. Bull. Astr. Soc. India, 40-44.
A, Rizka., Rizki, Z. (2018). Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
Basu. (2009). Fresh Insights On The Structure of The Solar Core. The Astrophysical Journal, 699.
BMKG. (2006). Alat-alat Meteorologi di Stasiun Klimatologi Semarang. Semarang: BMKG Stasiun Klimatologi Klas 1 Semarang.
Gealson. (2007). climate classroom what,s up with global warming, National wildlife federation, diakses pada tanggal 29 mei 2021 pukul 20.29 WIB
Hamdi, S. (2014). Mengenal lama penyinaran matahari sebagai salah satu parameter klimatologi. Berita Dirgantara, 15(1).
Https : // www.dataonline.bmkg.go.id Diakses Pada Tanggal 29 Mei 2021 Pukul 17:25 WIB
Https : // www.bmkg.go.id Diakses Pada Tanggal 29 Mei 2021 Pukul 19:17 WIB
Kartasapoetra, A. G. (2004). Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Rast, M., A. Nordlund, R. F. Stein, & J. Toomre. (2012). Ionization Effects in Three-Dimensional Solar Granulation Simulations. The Astrophysical Journal.
Prawirowardoyo, S. (2000). Meteoreologi. Bandung Institut Teknologi Bandung.
Sandi, D. A. (2017). Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Perubahan Suhu, Kelembaban Udara, dan Tekanan Udara. Skripsi. Universitas Jember
Tjasyono, B. (2004). Klimatologi. Bandung. Institut Teknologi Bandung.
WMO. (2008). Guide to Meteorological Instruments and Methods of Observation, WMO-No.8 seventh edition.
Yuliatmaja, M. R. (2009). Kajian Lama Penyinaran Matahari dan Intensitas Radiasi Matahari Terhadap Pergerakan Semu Matahari Saat Solstice di Semarang (Studi Kasus Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang pada Bulan Juni dan September 2005 sampai dengan 2007). Skripsi. Jurusan Fisika, FMIPA, UNNES.
Downloads
Published
Issue
Section
License
 JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya by http://www.univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/Jupiter/ is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.