Etnomatematika pada Pembuatan Alame dan Lemang Sebagai Makanan Khas Padang Lawas

Authors

  • Evi Nurjannah Siregar Universitas Islam Negeri Sumatra Utara
  • Asrul Asrul Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.31851/indiktika.v6i2.15426

Abstract

Matematika adalah ilmu penting dalam perkembangan sains dan teknologi, serta kehidupan sehari-hari. Meski dianggap sulit dan menakutkan karena pengajaran monoton, mengaitkan matematika dengan budaya lokal melalui etnomatematika dapat mempermudah pemahaman siswa. Penelitian pada makanan tradisional seperti Alame dan Lemang di Padang Lawas menunjukkan bahwa konsep matematika bisa diintegrasikan dalam pembelajaran, membuatnya lebih menarik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk memahami dan menganalisis unsur kebudayaan dalam pembuatan alame dan lemang di desa Simarancar, Padang Lawas. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta studi literatur. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan, dengan uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Alame adalah makanan khas Padang Lawas yang melambangkan kebersamaan dan sering disajikan saat lebaran. Proses memasak melibatkan konsep matematika seperti pengukuran, perbandingan, bangun ruang, dan aritmatika sosial. Lemang, makanan dari beras ketan dan santan, juga melibatkan konsep matematika dalam pembuatannya. Penelitian ini menemukan banyak konsep matematika dalam pembuatan alame dan lemang, termasuk pengukuran, perbandingan, berhitung, unsur satuan, bangun ruang, bangun datar, sudut siku-siku, tabung, transformasi geometri, dan aritmatika sosial. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber belajar berharga, meningkatkan referensi tentang etnomatematika, dan mewariskan budaya ke generasi berikutnya.

Downloads

Published

2024-06-17